BUMN

Kastara.ID, Jakarta – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, pemerintah telah mendistribusikan 4,7 juta masker lewat perusahaan farmasi, Kimia Farma, untuk memerangi wabah virus corona.

Produksi dilakukan oleh PT Rajawali Nusantara Indonesia. Selain itu, BUMN juga melibatkan perusahaan swasta, yaitu PT Asia Pulp & Paper (APP) Sinarmas.

“Masker ini ada 30-an perusahaan yang produksi. Yang Kimia Farma sudah distribusikan 4,7 juta masker,” kata Erick, Selasa (24/3).

Managing Director Sinar Mas Grup Gandi Sulistiyanto mengatakan, pihaknya masih mengimpor masker dari China karena pabrik-pabrik dalam negeri belum siap memproduksi. Namun, dia menyebut persiapan terus digenjot dan akan siap dioperasikan pada April mendatang.

“Betul, kami Asia Pulp and Paper memproduksi masker, tetapi pabrik di Indonesia belum siap sehingga produksi di China. Insya Allah April sudah bisa jadi,” katanya.

Untuk alat kesehatan lainnya seperti alat pelindung diri (APD) yang tengah minim, Erick mengaku belum ada BUMN yang mampu memproduksi. Di dalam negeri hanya ada dua perusahaan swasta yang saat ini dapat memproduksi APD.

Karena itulah, pemerintah tidak punya pilihan selain mengimpor. Sementara untuk obat lini kedua pasien infeksi virus corona Chloroquine, Erick meyakinkan bahwa stok dalam negeri telah tersedia. (ant)