MotoGP 2022

Kondisi kemudian semakin diperparah karena pembalap lainnya, Marc Marquez (Spanyol), juga kerap absen balapan karena cedera.

Tanpa kehadiran ikon-ikon ini, MotoGP kehilangan pemimpinnya, pembalap yang mampu melakukan apa yang tak sanggup dilakukan pembalap kebanyakan.

Namun di tiga musim terakhir telah lahir tiga pembalap juara dunia baru yaitu Joan Mir, Fabio Quartararo, dan Francesco Bagnaia. Namun mereka tak ada yang mengenalnya lebih banyak.

Mereka bertiga hanyalah pembalap biasa yang menjadi juara, tidak ada perbedaan dengan kebanyakan pembalap. Mereka juga bukan pemimpin, yang membuat perbedaan di lintasan, apalagi ikon MotoGP, masih jauh dari itu.

Mantan petinggi LCR Honda, Oscar Haro, yang kini lebih serius mengamati perkembangan MotoGP, berbicara tentang kurangnya pemimpin di MotoGP.

Pemimpin seperti yang dilakukan Giacomo Agostini, Rossi, atau saat ini, Marquez.

“Saya tidak ingin tidak menghormati pembalap lain; tapi dalam tiga tahun terakhir Joan Mir, Quartararo, dan Bagnaia menang. Dengan segala hormat, siapa yang tahu ketiganya?” jelas Haro di siaran program Paddock-TV Franco Bobbiese di YouTube yang dilansir Motosan.es.

“Ada tiga yang menang karena satu hilang, dan inilah yang hilang di MotoGP. Seseorang kehilangan siapa pemimpinnya, yang melakukan hal-hal khusus di mana pembalap lainnya tidak bisa. Dan saat ini, bagi saya tidak ada,” tandas Haro.

Seusai mundurnya Rossi dan berulang kali Marquez jalani perawatan medis, MotoGP kini semakin kesulitan mencetak pembalap yang benar-benar berbeda dari mayoritas pembalap di starting grid. (dwi)