Kastara.ID, Jakarta – Geotab, pemimpin industri global yang bergerak di segmen solusi transportasi terkoneksi (connected transportation), mengusung pemanfaatan data di Asia Tenggara menuju jenjang baru lewat fitur-fitur unggulan. Hari ini, Geotab mengumumkan peluncuran Project G dalam versi beta. Project G menjadi standar baru di industri, serta mempermudah klien di Australia memperoleh analisis on-demand atas kinerja, efisiensi, dan aspek keberlanjutan armada operasional. Dari idling time hingga perbandingan efisiensi bahan bakar, penggunaan kendaraan, efisiensi biaya, dan lain-lain, Project G menyajikan informasi lengkap dan mudah dicerna.

Dengan mengandalkan keunggulan model natural language, Project G mempersingkat durasi ketersediaan analisis bagi klien, serta mengubah proses analisis data armada operasional menjadi pengalaman simpel dan intuitif. Project G dirancang dengan prinsip privacy-by-design, serta menjaga seluruh data telematika milik klien dalam lingkungan kerja Geotab, tidak pernah membagikan Large Language Model (LLM) dalam bentuk apa pun.

“Dengan Project G, kami membuat perkembangan penting guna membuktikan dampak positif Generative AI terhadap connected transportation. Kami telah lama menjadi pemimpin layanan data intelligence dan AI, serta mengandalkan model kecerdasan buatan dan machine learning selama bertahun-tahun,” ujar Mike Branch, Vice PresidentData & Analytics, Geotab.

“Pengalaman luas ini merupakan peluang kami untuk menganalisis data armada operasional yang berjumlah masif, menemukan pola, serta memberikan rekomendasi bermanfaat untuk mengoptimalkan efisiensi dan kinerja operasional,” lanjutnya.

“Dengan melansir Project G di Asia Tenggara, kami mengawali transformasi yang memadukan teknologi Generative AI dengan industri transportasi di wilayah ini. Project G versi beta membuktikan komitmen Geotab dalam menyediakan solusi inovatif yang mempermudah pelaku bisnis di Asia Tenggara mengoptimalkan armada operasional,” kata David Brown, Assistant VP, APAC, Geotab.

“Project G menyajikan analisis yang mudah ditindaklanjuti, mengandalkan Generative AI guna meningkatkan kinerja kendaraan, efisiensi operasional, serta aspek keberlanjutan. Target utamanya adalah mengubah masa depan connected transportation di Asia Tenggara,” imbuh Brown.

Pada tahun lalu, Generative AI telah menjadi fokus penting. Maka, berbagai perusahaan di seluruh dunia mengeksplorasi potensinya untuk meningkatkan efisiensi bisnis dari sisi pelanggan dan kinerja. Menurut Statista, nilai omzet Generative AI diperkirakan mengalami pertumbuhan tahunan (CAGR 2023-2030) sebesar 27,33% dengan volume pasar senilai US$ 8 miliar pada 2030 di Asia Tenggara. Wilayah ini juga telah mengalami lonjakan yang luar biasa dari sisi tingkat penggunaan AI pada 2023, dan 76% pelaku usaha di Asia Tenggara kini telah memakai AI, menurut riset IDC.

Geotab sangat berpengalaman dalam inovasi AI dan memanfaatkan keahliannya dengan klien dalam Project G versi beta. Memproses lebih dari 55 miliar poin data pada lebih dari 3,7 juta connected vehicle, Geotab memimpin teknologi transformatif tersebut. Geotab juga salah satu perusahaan dengan jumlah tim ahli data terbesar di industri. Tim ini menangani data dan kecerdasan buatan. Dengan jangkauan global di 165 negara, termasuk lima negara di Asia Tenggara (Singapura, Malaysia, Thailand, Indonesia, Filipina), Geotab memiliki keahlian dan skala operasional untuk melatih model AI yang canggih, serta mampu merealisasikan potensi luar biasa dan efisiensi bagi klien.

“Project G versi beta merupakan kolaborasi menarik dengan beberapa klien. Kami menyesuaikan kebutuhan dan tantangan di dunia riil dengan keahlian ilmu data dalam mempelajari, beradaptasi, serta mengembangkan kapabilitas. Peluangnya tidak terbatas. Kami berkomitmen menghadirkan solusi mutakhir yang mempermudah klien mengakses data,” kata Branch. (rfr)