Menteri Agama

Kastara.ID, Jakarta – Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Robikin Emhas mempertanyakan keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memilih Fachrul Razi menjadi Menteri Agama. Pasalnya Fachrul Razi diketahui berlatar belakang militer dan bukan berasal dari kalangan agamawan.

Dalam keterangan tertulisnya (23/10), Robikin menyatakan keputusan itu menimbulkan pertanyaan berbagai pihak. Banyak kyai dan ulama di berbagai daerah menyatakan kekecewaannya. Terlebih selama ini para kyai mulai merisaukan adanya fenomena pendangkalan pemahaman beragama.

PBNU berpandangan, pemahaman agama yang salah bisa berujung pada tindakan intoleran dan aksi ekstrimisme. Selama ini para kyai sangat memahami karakter Kementerian Agama (Kemenag). Selain itu para kyai juga berada di garda terdepan dalam mengatasi radikalisme berbasis agama. Itulah sebabnya, menurut Robikin, sangat mengherankan tak satupun dari mereka yang dipilih menjadi Menag. Pilihan justru jatuh kepada seorang jenderal.

Fachrul Razi diketahui pernah menjabat Wakil Panglima TNI pada 1999-2000. Pria kelahiran Banda Aceh, 72 tahun silam itu, adalah lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1970 dengan kesatuan infanteri.

Salah satu yang mengagetkan publik adalah penunjukan Fachrul Razi sebagai menteri agama. Sebab Fachrul memiliki latar belakang militer. Ia pernah menjabat Wakil Panglima TNI pada tahun 1999-2000.

Dalam sejarahnya, Fachrul Razi adalah tokoh militer ketiga yang menjadi Menag. Sebelumnya, jenderal yang juga pernah berkantor di Lapangan Banteng Barat itu adalah Alamsyah Ratu Prawiranegara dan Tarmizi Taher. Keduanya menjabat di masa pemerintahan Orde Baru. (rya)