Kastara.ID, Tana Toraja – Ada pemandangan menarik saat acara Peneguhan Pendeta Yulpianti sebagai pendeta baru di Gereja Toraja Jemaat To’Bena’ Lembang Betteng Deata, Kecamatan Gandangbatu Sillanan, Tana Toraja. Pada acara tersebut Pendeta Yulpianti diantar oleh sejumlah warga muslim.

Hal ini diceritakan oleh Peneliti pada Balai Litbang Kementerian Agama (BLA) Makassar Faisal Oemar Massiry yang menyaksikan proses Peneguhan Pendeta Yulpianti. “Potret kerukunan umat beragama di Tana Toraja terlihat dalam aktivitas keseharian warga. Mereka yang berbeda agama tak pernah risih untuk menjalin persaudaran dan persahabatan,” kata Faisal pekan lalu.

Menurut Faisal, warga muslim yang mengantar Pendeta Yulpianti merupakan merupakan anggota Majelis Taklim (MT) Masjid Al Imran Gandang Batu Timur dan Masjid Istiqamah Benaru, Lembang Butu Tabang, Kecamatan Gandangbatu Sillanan.

“Warga muslim ini merupakan masyarakat sekitar Lembang tempat pelayanan Pendeta Yulpianti sebelumnya, yakni di Gereja Toraja Jemaat Gandangbatu Timur Lembang Buntu Tabang, Kecamatan Gandangbatu Sillanan,” jelas Faisal.

Keikutsertaan ibu-ibu majelis taklim dalam acara peneguhan ini bukan tanpa alasan. Hasriani, salah satu, warga muslim yang ikut dalam acara tersebut, mengatakan kedekatan Pendeta Yulpianti dengan warga muslim di Lembang tempat pelayanan sebelumnya sangat erat.

“Saat Ibu Pendeta Yulpianti masih di sana (Lembang Buntu Tabang), setiap ada kegiatan, misalnya syukuran rumah, aqiqah, pernikahan, bahkan kegiatan-kegiatan sosial masyarakat muslim dia selalu hadir dan berbaur dengan masyarakat muslim,” tutur Hasriani.

Irmawati, warga muslim lainnya, yang turut mengantar Pdt. Yulpianti ke tempat pelayanan yang baru, mengaku kehadirannya juga karena mendapat undangan dari Pdt. Yulpianti yang sudah menganggap mereka sebagai saudara. “Warga muslim yang ikut mengantar juga disiapkan makanan sendiri (makanan halal) dalam acara peneguhan,” kata Irmawati.

Menurut Faisal, harmoni indah yang terjalin di Kecamatan Gandangbatu Sillanan adalah anugerah, alamnya indah dan diberkati. Terletak pada ketinggian sekitar 1.000mdpl, bersuhu dingin dgn curah hujan yg cukup tinggi, daerah ini menjadi penghasil kopi dan holtikultura. “Mereka juga beternak ayam, kambing, sapi, kerbau, dan babi. Masyarakatnya ramah dan bersahabat,” imbuh Faisal.

Bila menilik data demografi, menurut Faisal, penduduk Kecamatan Gandangbatu Silanan mayoritas suku Toraja dan Duri. Dari segi agama, penganut agama Islam sebanyak 5.821 jiwa, Katolik 2.966, Kristen 10.311, dan Hindu (Aluk Todolo) 696 jiwa. “Meski warga menganut agama yg beragam namun relasi antar umat beragama terjaga sangat baik dan aktif,” ujarnya.

Menurutnya, warga tak mempersoalkan identitas agama, mereka tetap menjalin hubungan dengan kerabat ataupun orang lain yang berbeda agama. “Relasi aktif mereka tunjukkan dalam kehidupan sehari-hari. Relasi persahabatan, saling membantu bergotong royong dalam aktifitas pertanian bahkan hingga keterlibatan aktif dalam pembangunan rumah ibadat umat lain,” kata Faisal. (put)