Garuda Indonesia Airbus A330-900 ER

Kastara.ID, Jakarta – Direktur Utama (Dirut) PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, perusahaan yang dipimpinnya mempunyai utang 500 juta dolar AS atau Rp 6,8 triliun. Utang itu jatuh tempo pada Mei 2020.

Saat memberikan keterangan di Jakarta (24/1), Irfan menegaskan, pihaknya tengah berupaya membayar utang tersebut. Berbagai cara ditempuh masakapai penerbangan plat merah itu untuk melunasinya. Salah satunya dengan melakukan negosiasi utang baru. Meski demikian, mantan Dirut PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Inti) ini memastikan pihaknya selalu berupaya mengurangi utang dengan cara yang profitable atau menguntungkan.

Irfan menuturkan, perusahaan penerbangan milik negara itu terpaksa berutang lantaran harus membeli pesawat baru secara tunai. Itulah sebabnya Garuda akan menggenjot pendapatan dan laba guna mengurangi utang.

Irfan memastikan kondisi utang perusahaan tidak akan mengurangi pelayanan terhadap konsumen. Keselamatan dan kenyamanan penumpang tetap yang utama, meski Garuda tengah melakukan efisiensi. (mar)