Tunisia

Kastara.ID, Tunisia – Delegasi Indonesia sedang berada di Tunisia untuk menggelar Konsultasi Bilateral I. Even ini berlangsung di ibukota Tunisia selama dua hari, 26-27 September 2019.

Konsultasi Bilateral I ini diikuti oleh beberapa perwakilan Kementerian/Lembaga, yaitu Desra Percaya (Dirjen Asia Pasifik Kemenlu), Ikrar Nusa Bhakti, Duta Besar Luar Biasa RI untuk Republik Tunisia, Daniel Tumpal S. Simanjuntak, Direktur Afrika (Kemenlu), Tarmizi (Sekretaris Ditjen Bimas Islam Kemenag), Ahrul Tsani Fathurrahman (Wakil Direktur Timur Tengah Kemenlu), Hariawan Puja Wilapa (Wakil Direktur Kerjasama Bilateral (Kementan),  Usman Syihab (Kemendikbud), Merita Yenni (Konselor KBRI), Syarif Shahabudin (Kemenlu), Raditya K., Allesandro Bernama (Kemenlu), Herman Munte dan Muhammad Yazid (KBRI Tunis).

Turut serta dalam rombongan delegasi dari Kementerian Agama adalah Kepala Bagian Kerjasama Luar Negeri Thobib Al-Asyhar dan Kepala Seksi pada Subdit Kemitraan, Direktorat Penerangan Agama Islam Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam Udin Saepudin.

Thobib Al-Asyhar mengatakan, konsultasi bilateral digelar dalam rangka menjalin kerja sama di berbagai bidang, baik ekonomi, pertahanan, politik, pendidikan, maupun agama. Khusus pengajuan kerjasama bidang agama, hal itu meliputi beberapa isu penting, yaitu mempromosikan Islam Wasathiyah, mempromosikan bidang pendidikan, seni, budaya, dan literatur Islam, pertukaran informasi penyelenggaraan ibadah haji, pelaksanaan program sertifikasi produk halal, serta penyertaan dan pengembangan Musabaqah tilawatil quran tingkat internasional.

“Kita akan coba menjajaki kerja sama dalam promosi Islam Wasathiyah di Indonesia dan Tunisia,” ujar Thobib.

Menurutnya, Indonesia dan Tunisia telah menjalin kerjasama bidang agama yang ditandatangani oleh Menteri Agama, Tarmizi Taher, pada tahun 1992. Kerja sama ini telah habis masa berlakunya sejak beberapa tahun yang lalu.

“Saat ini pemerintah RI melalui Kementerian Luar Negeri akan memperbaharui MoU dengan Tunisia dalam berbagai bidang yang melibatkan unsur Kementerian/Lembaga,” tuturnya.

Sebelumnya, pada sesi koordinasi antara Kementerian/Lembaga, Direktur Timur Tengah Kementerian Luar Negeri, Achmad Rizal Purnama, menyampaikan bahwa Tunisia merupakan mitra strategis Indonesia dalam banyak hal, baik ekonomi, politik, pertahanan, maupun agama. Apalagi, Tunisia sebagai negara demokrasi baru dan sesama anggota dewan keamanan PBB, sehingga dapat menjadi partner penting dalam memperjuangkan berbagai kepentingan Indonesia di level dunia, termasuk melalui jalur deplomasi OKI.

“Sebagai negara yang menganut demokrasi baru dan sesama anggota di dewan keamanan PBB, Tunisia merupakan mitra strategis RI dalam memperjuangkan berbagai kepentingan di dunia internasional, termasuk jalur diplomasi di OKI,” terangnya.

“Kerja sama saling menguntungkan bidang perdangangan sangat terbuka bagi kedua belah pihak. Khusus bidang agama, Indonesia dapat bertukar informasi terhadap pelaksanaan model Islam Wasathiyah, serta pembangunan agama dan demokrasi” ujarnya.

Untuk agenda konsultasi bilateral pada 26 September 2019, masing-masing Kementerian/Lembaga akan bertemu dengan mitra masing-masing di Tunis yang bertempat di kantor Kemenlu Tunisia. (put)