Angin-Kencang(tribunnews.com)

Kastara.ID, Kupang – Hujan disertai angin kencang melanda desa Oebelo, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Ahad (24/11) siang.

Dikutip dari kompas.com, hujan disertai angin kencang tersebut membuat seorang bayi berumur lima bulan terbang sejauh 10 meter. Bayi tersebut bernama Raykal Tamonob, anak dari pasangan Ady Tamonob dan Otilia Grasa Gomes.

Sang ibu dari bayi Otilia menceritakan, kejadian tersebut terjadi saat dirinya tengah tidur siang, Senin (25/11). Ia biasa menidurkan sang bayi dalam ayunan dari kain yang ujungnya dikaitkan pada kayu atap rumah. Saat tertidur pulas, ia tidak menyangka jika hujan bakal deras dan disertai angin kencang.

Angin kencang, kata Otilia, menyapu atap beberapa rumah warga termasuk rumahnya dan menerbangkan Raykal sejauh 10 meter. Dibantu dengan kerabat-kerabatnya, Otilia mencari bayinya yang diterbangkan angin. 30 menit kemudian, Raykal ditemukan di atas seng yang tertumpuk setelah sebelumnya ia menangis kencang.

Setelah ditemukan, Raykal langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif. Diketahui, kepala Raykal sempat terbentur benda keras saat diterbangkan angin.

Menurut Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Miming Saepudin, angin kencang yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia secara garis besar terbagi menjadi dua jenis, yakni angin kencang secara tiba-tiba dengan durasi singkat, dan angin kencang yang terjadi persisten hampir sepanjang hari, Selasa (26/11).

“Untuk angin kencang tiba-tiba dengan durasi singkat cenderung terjadi di daratan pada sore hari akibat adanya awan Cumulonimbus yang terbentuk di kawasan tersebut,” katanya. Jika awan Cumulonimbus yang terbentuk semakain besar, maka arus udara yang naik atau turun dari awan menuju permukaan bumi menjadi semakin kuat. Kuatnya arus udara naik atau turun inilah yang menyebabkan bencana angin kencang. (yan)