Omar Shakir

Kastara.ID, Jakarta – Pemerintah Israel mengusir Omar Shakir (35), Direktur Human Rights Watch, pemimpin lembaga pemantau hak asasi manusia, karena diduga ikut mendukung gerakan Boikot Sanksi Divestasi (BDS) yang ditujukan guna menekan negara Zionis itu.

Shakir merupakan Direktur Human Rights Watch untuk wilayah Palestina dan Israel. Dia dideportasi pada Senin kemarin melalui Bandar Udara Ben Gurion, Tel Aviv.

Pemerintah Israel melakukan hal itu dengan menggunakan landasan hukum undang-undang yang disahkan dua tahun lalu, yang membolehkan negara mengusir orang-orang asing yang mendukung gerakan BDS.

Shakir membantah seluruh tuduhan itu. Uni Eropa dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak Israel membatalkan deportasi Shakir. Mereka menyatakan sikap Israel sama saja mempersempit gerak advokat HAM di negara itu dan Palestina.

Meski demikian, Amerika Serikat hanya menyatakan mendukung kebebasan berpendapat di seluruh dunia. Sementara itu, Human Rights Watch menyatakan Shakir akan tetap menunaikan tugas dari Yordania.

Israel sebenarnya sudah menolak memperpanjang izin kerja Shakir pada Mei 2018, selepas parlemen mengesahkan undang-undang itu.

Sejumlah aktivis BDS mendesak embargo Israel karena perlakuan mereka terhadap Palestina. Namun, Israel menganggap gerakan itu sebagai ancaman dan menuduhnya sebagai sentimen anti-Yahudi. (sud)