Khabbab bin Al-Aratti

Oleh: M. Nigara

JANGAN ikuti permainan lawan. Untuk itu, jangan pernah mengeluh. Terus berdoa dan terus berusaha. Ingatlah, cobaan yang kita alami, tidak ada sepersejuta umat-umat terdahulu.

Sejak awal psy war menjadi bagian utama Pemilu dan Pilpres 2019. Cyber war adalah alatnya. Maka tak heran banyak tokoh yang menyebut bahwa pemilu dan pilpres kali ini menjadi yang paling brutal. Brutal caranya, brutal sistemnya, dan brutal hasilnya.

Beberapa emak-emak mulai mengeluh, mulai ragu. Beberapa relawan, mulai pesimis. Inilah yang dituju dari psy war melalui cyber war. Jiwa kita yang dituju untuk goyah. Sang arsitek perang memang ingin menggoda atau tepatnya menghancurkan mental relawan paslon 02.

Mengapa itu dilakukan? Disadari penuh oleh kubu sebelah bahwa paslonnya tidak lagi mudah dijual seperti 2014. Jejak 3,5-4 tahun yang dilakoni terdapat banyak bercak kotor. Janji pemilu lalu bolongnya sangat besar, hutang republik makin bengkak. Jangankan membeli Indosat seperti janjinya, saat ini infrastruktur jalan tol, justru dijual ke asing dan aseng.

Dalam kehidupan sosial, peran ulama dikebiri. Tekanan dan kriminalisasi terhadap para ulama, tak dapat mereka sembunyikan. Jadi, mereka tak punya pilihan kecuali mengobarkan perang yang tak wajar yang bisa mengamankan paslonnya.

Tidak Mudah
“Sudah sekian persen real count KPU, kok paslon kita (02) tetap kalah?” begitu rata-rata keluhan tepatnya rintihan para relawan. “Gak kuat deh!” lanjut mereka.

Jika suasana itu terus dikembangkan, maka sang arsitek berhasil. Sebagai relawan, saya mengajak kita semua melawan perasaan itu. “Kita belum kalah. Kita belum mengeluarkan pembanding real count!

Percayalah BPN 02, punya pembanding dan hasilnya justru jauh berbeda dengan RC KPU. BPN tidak sendirian, BPN tidak mengarang, BPN punya data valid. Hanya saja BPN masih memperhitungkan waktu yang tepat untuk mengumumkan datanya.

Mengapa? Jawabnya sangat teknis. Jadi, jangan pernah takut, jangan mengeluh apalagi putus harapan.

Dari Khabbab bin Al-Aratti, dia berkata, “Kami mengadu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu beliau sedang berbantalkan sorbannya di bawah lindungan Ka’bah. Kemudian kami bertanya, ‘Apakah engkau tidak memintakan pertolongan untuk kami? Apakah engkau tidak mendoakan untuk kebaikan kami?’

Beliau bersabda, ‘Orang-orang yang sebelum kamu itu ada yang ditanam hidup-hidup, ada yang digergaji dari atas kepalanya sehingga tubuhnya terbelah dua, dan ada pula yang disisir dengan sisir besi yang mengenai daging dan tulangnya, tetapi yang demikian itu tidak menggoyahkan mereka dari agamanya.

Demi Allah, Allah pasti akan mengembangkan agama Islam hingga merata dari Shan’a sampai ke Hadhramaut, dan masing-masing dari mereka tidak takut melainkan hanya kepada Allah atau takut serigala menyerang kambingnya. Akan tetapi kamu sekalian sangat tergesa-gesa.” (HR. Bukhari no. 3612, Ahmad V/109, Al-Humaidi no. 157, Abu Daud no. 2649 dan Nasa’i, 8/204), kisahmuslim.com/400-ujian-dahsyat-dalam-beragama.html

Tetap semangat, insyaa Allah kegembiraan dan kemenangan akan datang. ALLAHU AKBAR! (*)

*Wartawan Senior