Bandara Yogyakarta

Kastara.ID, Jakarta – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah memastikan adanya dukungan transportasi intermoda untuk memudahkan pergerakan penumpang dari Bandara menuju kota Yogyakarta dan destinasi wisata dengan menyediakan Angkutan Pemandu Moda.

Damri, SetelQu, taksi bandara, taksi online, dan kereta api menjadi unit transportasi intermoda yang tersedia guna memudahkan pergerakan penumpang dari Bandara menuju Kota Yogyakarta dan sekitarnya, maupun sebaliknya.

Walaupun saat ini untuk layanan Kereta Api masih melalui stasiun Wojo (sekitar 10 menit dari Bandara). Ke depannya, jalur kereta akan langsung masuk ke dalam area Bandara.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, hadirnya angkutan intermoda sangat penting sebagai konektivitas masyarakat ke Bandara YIA, karena dapat menjadi alternatif pilihan moda transportasi yang bisa dipilih masyarakat.

Seperti salah satunya angkutan intermoda Damri. “Ada 4 trayek Damri yang menuju Bandara YIA yakni Hartono Mall-YIA, Sleman City Hall-YIA, Borubudur-YIA (via Nanggulan), dan Borobudur-YIA (via Gunung Gajah),” jelas Menhub, Sabtu (29/8).

Dengan adanya konektivitas antarmoda ini, Menhub Budi berharap dapat memulihkan perekonomian nasional dengan menarik lebih banyak wisatawan ke Yogyakarta.

“Kami optimis ke depannya Bandar Udara Internasional Yogyakarta mampu memberikan dampak/multiplier effect positif bagi perekonomian nasional sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di wilayah DI Yogyakarta sekitarnya dan Indonesia pada umumnya. Hal ini sebagai upaya pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi Covid-19,” jelasnya.

Menhub juga memberikan apresiasi kepada PT Angkasa Pura I yang menyediakan area tenant di Bandara YIA untuk UMKM seluas 1.500 m² di dalam terminal yang dapat menampung 300 UMKM dan area seluas 880 m² di Gedung Penghubung yang dapat mengakomodir 170 UMKM. Area tenant tersebut diberi nama Pasar Kotagede.

“Saya mengapresiasi adanya perhatian kepada UMKM sehingga dapat mewujudkan kemandirian ekonomi dan membantu upaya pemulihan ekonomi nasional. Saya harap UMKM ini dapat menjual barang khas Yogyakarta dan Jawa Tengah sehingga dapat menarik perhatian para turis. Selain mendapatkan keuntungan sekaligus memperkenalkan budaya Indonesia ke turis mancanegara,” tutur Menhub.

Sebagai pengganti Bandara Adisutipto, Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) memiliki Terminal Penumpang dengan luas sebesar 219.000 m2 yang dapat melayani 20 juta penumpang per tahun dengan nilai investasi sebesar Rp 10,08 triliun. Untuk fasilitas sisi udara, runway bandara ini memiliki dimensi 3.250 m x 45 m dengan nilai PCN 93 F/C/X/T sehingga dapat melayani pesawat terberat seperti Boeing B-777 dan pesawat terbesar seperti Airbus A380.

Bandar Udara Internasional Yogyakarta saat ini melayani 20 rute domestik dan 2 rute internasional, yaitu Singapura dan Kuala Lumpur serta memiliki potensi yang besar untuk menambah rute domestik (Manado, Kupang, Labuan Bajo) dan rute internasional seperti Jeddah, Madinah, Sydney, Melbourne, Hong Kong, dan Bangkok.

Pembangunan Bandar Udara Internasional Yogyakarta ini mendapatkan penghargaan dari MURI (Museum Rekor Indonesia) sebagai Bandar Udara dengan pengoperasian tercepat. Meskipun dibangun dan dioperasikan dalam waktu yang cepat, yang membanggakan adalah pembangunan bandara ini mencatat 16 juta jam kerja tanpa kecelakaan kerja sehingga mendapat Penghargaan Kecelakaan Nihil (Zero Accident Award) atas prestasi dalam melaksanakan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Guna mendukung operasional Bandar Udara Internasional Yogyakarta dari sisi layanan navigasi penerbangan, Perum LPPNPI membangun Gedung ATC Tower, Gedung Administrasi dan Gedung Operasional pada lahan seluas 15.651 m2 dengan nilai investasi sebesar Rp. 87,1 miliar. Untuk Gedung Tower ATC dibangun setinggi 39,5 m (8 lantai) dan dilengkapi fasilitas seperti Tower Set, Radar Monitoring, Radio VHF, Telepon Direct Speech dan ATIS.

Dalam aspek keselamatan, desain struktur bandara didesain untuk mitigasi terhadap gempa, tsunami, likuifaksi, erupsi abu vulkanik dan banjir dengan melibatkan panel ahli dari Jepang dan Tim Pakar Akademisi UGM, ITB, ITS dan UNDIP. Pada bandara ini juga dilengkapi bangunan Crisis Centre.

Untuk meningkatkan kenyamanan, pelayanan dan memberikan experience kepada pengguna jasa bandar udara, desain Terminal Penumpang Bandar Udara Internasional Yogyakarta mengusung konsep kearifan lokal dengan melibatkan 46 seniman lokal DIY untuk pekerjaan Art Work antara lain filosofi ornamen kepala kolom lantai 3 adalah Ronce Melati dan ornamen dinding adalah Bunga Wijaya Kusuma yang merupakan kearifan budayaJawa terutama Yogyakarta.

Sebagaimana diketahui, Presiden RI Joko Widodo telah meresmikan Bandar Udara Internasional Yogyakarta (YIA) pada Jumat (28/8). Presiden mengatakan, YIA merupakan bandar udara terbaik di Indonesia dengan pengerjaan dan desain interior yang bagus.

Presiden Jokowi juga memaklumi kondisi bandara saat ini yang masih belum ramai karena dampak pandemi. Namun dirinya yakin setelah adanya vaksin, YIA akan menjadi bandara paling ramai. (mar)