E-COMMERCE

Kastara.ID, Bogor – Sejalan dengan gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia yang tengah digencarkan oleh pemerintah, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong UMKM sektor kelautan dan perikanan memperluas pemasaran produknya melalui platform e-commerce.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Sjarief Widjaja dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Forum Komunikasi Nasional (Forkomnas) Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) di Bogor yang diselenggarakan pada 28-29 Agustus 2020.

P2MKP atau penyuluh swadaya adalah pelaku utama yang berhasil dalam usahanya, yang dengan kesadarannya sendiri mau dan mampu menjadi penyuluh. Saat ini, tercatat terdapat 250 pelaku usaha sektor kelautan dan perikanan yang bergabung sebagai P2MKP dan membina masyarakat maupun UMKM sektor kelautan dan perikanan, baik melalui pelatihan, pemagangan, dan sertifikasi kompetensi SDM sektor KP.

Sjarief mengatakan, UMKM memiliki potensi besar untuk berkembang menjadi raksasa. Ia bahkan mengungkapkan bahwa merk-merk besar seperti Gucci, Dior, dan Rolex pun ternyata diproduksi secara bersama oleh puluhan industri kecil yang membuat berbagai komponen berbeda.

“Meskipun begitu, produk-produk ini dibranding dengan bagus dan standar kualitas yang baik sehingga menjadi sebuah produk bertaraf internasional dan masuk ke pasar global,” ujarnya.

Terinspirasi akan hal itu, Sjarief mendorong agar UMKM sektor kelautan dan perikanan untuk dapat turut berkembang secara lebih luas di pasar. Ia pun membagikan 4 (empat) langkah yang perlu dilakukan agar produk-produk UMKM kelautan dan perikanan dapat bersaing.

Pertama, memastikan kualitas produk yang dihasilkan. Dalam budidaya misalnya, satu ekor ikan nila yang diproduksi ukurannya harus pas memenuhi satu piring. Seluruh tubuh ikan pun tidak boleh bercacat, baik di bagian badan, sirip, maupun ekornya. Selain itu, jumlah produksinya harus rapi. Misalnya, pelaku usaha harus konsisten memproduksi 1 ton/minggu.

“Enggak ada nila 1 kilo minggu ini Rp 30 ribu, minggu depan berubah jadi Rp 35 ribu, minggu depannya lagi berubah jadi Rp 25 ribu. Enggak ada cerita,” ucapnya.

Untuk itu, ia mengajak P2MKP untuk membuat standardisasi dan pelatihan untuk seluruh anggota dan binaannya.

Kedua, jaminan kontinuitas. Sjarief menekankan bahwa UMKM harus mengetahui secara persis target market-nya dan berapa banyak produk yang mereka butuhkan dalam jangka waktu tertentu. Hal ini dapat diketahui melalui riset pasar.

“Misalnya target kita adalah sebuah restoran ikan bakar. Kita harus tahu persis dia butuh berapa ikan setiap minggunya sehingga kita bisa tentukan berapa banyak produksi ikan kita yang harus dikeluarkan,” jelasnya.

Langkah ketiga ialah jaringan bisnis. Sjarief mengatakan bahwa UMKM harus memelihara seluruh mitra bisnisnya dari hulu hingga hilir. Pasalnya, UMKM tidak dapat bekerja sendirian.

“Misalnya kita adalah pengusaha kerang maka kita harus turut membina nelayan kerang yang menjadi pemasok kita. Jika tidak, bisnis kita bisa berhenti,” ujarnya.

Tak ketinggalan pada langkah keempat ia menekankan pentingya kerapihan manajemen usaha. Menurutnya, UMKM harus mulai menyusun manajemen keuangan yang baik. Cash flow usaha harus dihitung rapi dari hulu ke hilir. Pembayaran pun harus dilakukan tepat waktu.

Selain itu, ia mengungkapkan bahwa after sales yang diberikan para pelaku usaha juga harus baik. Produk harus dikemas dan diantar dengan baik hingga ke tangan konsumen.

“Bahkan, kita juga bisa mengirimkan merchandise produk kita pada konsumen di hari-hari besar seperti Idul Fitri dan Natal. Dengan begitu, loyalitas pelanggan terhadap produk kita pun dapat terbangun,” cetusnya.

Menutup sambutannya, Sjarief berharap agar Rakornas Forkomnas P2MKP Tahun 2020 yang diselenggarakan kali ini dapat merumuskan suatu strategi nasional untuk membangkitkan UMKM sektor kelautan dan perikanan dalam lima tahun ke depan.

“Berpikirlah secara nasional, bukan melihat sendiri-sendiri tapi melihat secara makro bagaimana mendorong semua anggota tumbuh bersama,” pungkasnya.

Senada dengan itu, Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP) Lilly Aprilya Pregiwati berharap agar Rakornas kali ini dapat menyinergikan program dan kegiatan pelatihan dan penyuluhan sektor KP. Selain itu, ia berharap agar stakeholders terkait dapat bersinergi untuk mengimplementasikan program pemulihan ekonomi dari sektor riil di bidang kelautan dan perikanan.

“Mungkin banyak industri yang kolaps di tengah pandemi ini, tapi dalam catatan survey justru yang bisa survive itu UMKM,” ungkapnya di hadapan 200 stakeholders yang hadir secara langsung di lokasi maupun daring.

“UMKM ini berada di antara kita hari ini. Itu yang saya ingin bagaimana P2MKP yang juga adalah UMKM harus ikut maju berjuang bersama dengan UMKM lain binaannya,” lanjut Lilly.

Guna melengkapi para peserta dengan kompetensi dan perangkat yang dibutuhkan, turut hadir dalam kegiatan ini perwakilan dari Indonesian E-Commerce Association (idEA), Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, dan Bank Negara Indonesia (BNI).

Dalam kesempatan ini, dikukuhkan pula kepengurusan P2MKP periode 2020-2024. Ketua P2MKP terpilih, Sri Sulastri, menyatakan bahwa pihaknya siap membangkitkan kewirausahaan di sektor KP dan membangun ekonomi nasional.

“Kami siap mempersiapkan produk-produk kelautan dan perikanan yang sesuai standar mutu. Kami juga siap bersaing melalui teknologi digital 4.0 dan membangun kerja sama lintas K/L, CSR, dan BUMN,” ujarnya.

Sri pun berharap, rakornas ini menghasilkan program-program unggul, baik untuk jangka pendek maupun panjang.

“Di tengah pandemi Covid-19, P2MKP terus berupaya melakukan terobosan-terobosan inovasi dan menjaga kestabilan ekonomi dan tetap survive di masa pandemi ini dengan segala keterbatasan mengacu protokol kesehatan yang berlaku,” tandasnya. (wepe)