Emak-emak

Kastara.ID, Jakarta – Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan meminta pendukung masing-masing pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden tidak saling mencela. Hal itu guna menghindari terjadinya gesekan di masyarakat.

Wahyu menambahkan, boleh saja para pendukung memuji dan membeberkan kebaikan kandidat pilihannya. Tapi hindari menjelekkan dan mencela kandidat lainnya. Pasalnya hal itu berpotensi memunculkan benih-benih permusuhan yang bisa memicu permasalahan. Wahyu juga mengajak semua pihak saling menghormati partisipasi dan hak politik masyarakat. Terlebih aspirasi dan partisipasi politik masyarakat menjelang pelaksanaan Pemilu 2019 semakin besar.

Wahyu menyebut saling cela dapat menimbulkan konflik. Dia mengatakan, para pendukung tiap capres-cawapres harus saling menghormati agar partisipasi politik warga makin besar. KPU berharap partisipasi politik warga bisa semakian meluas. Untuk itu diperlukan sikap saling menghormati, saling menghargai.

Kepada elite politik, Wahyu meminta agar memberikan pesan damai kepada para pendukungnya. Menurutnya, pesan damai yang disampaikan secara terus-menerus dapat mempengaruhi sikap para pendukung. Terlebih jika pesan damai itu disampaikan secara konstruktif.

Harapan serupa diungkapkan anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Mochammad Afifuddin yang meminta para pendukung masing-masing paslon menahan diri dan bersikap dewasa. Afif juga meminta para pendukung tidak menunjukkan identitas pilihan yang bisa berujung konflik. Hal ini dimaksud agar tidak memicu atau menimbulkan konflik.

Sebelumnya, sempat viral di media sosial perseteruan antara emak-emak pendukung Jokowi-Ma’ruf dan Prabowo-Sandiaga. Dalam video tersebut terlibat mereka saling adu mulut, bahkan saling dorong.

Menurut keterangan video berdurasi 1.28 menit itu terjadi di Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat. (rya)