Kastara.ID, Jakarta – Kepala koroner British Columbia (BC) Lisa Lapointe menyatakan, lebih dari 233 orang di Provinsi British Columbia, Kanada, dilaporkan meninggal dunia akibat gelombang panas yang memicu peningkatan suhu ekstrem di negara tersebut sejak Jumat pekan lalu.

Lembaga koroner sendiri bertugas melakukan penyelidikan atau pemeriksaan kejadian kematian mendadak yang tidak bisa dipastikan penyebabnya.

Layanan koroner BC biasanya menerima sekitar 130 laporan kematian dalam empat hari. Namun, terhitung sejak Jumat pekan lalu sampai Senin (28/6), lembaga itu menerima lonjakan laporan kematian hingga setidaknya 233 kasus.

“Sejak awal gelombang panas muncul akhir pekan lalu, Layanan Koroner BC menerima peningkatan signifikan laporan kematian di mana diduga akibat suhu panas ekstrem,” kata Lapointe melalui sebuah pernyataannya pada Rabu (30/6).

“Jumlah ini masih akan meningkat karena data terus diperbarui.”

Koroner BC saat ini tengah mengumpulkan informasi untuk menentukan penyebab dan cara kematian itu karena gelombang panas atau hal lain. “Paparan lingkungan yang panas dapat menyebabkan hasil parah atau fatal, terutama pada orang tua, bayi, anak kecil, sampai warga yang menderita penyakit kronis,” tutur Lapointe.

Sementara Kepolisian Vancouver telah menerima lebih dari 65 laporan kematian mendadak sejak gelombang panas muncul pada pekan lalu. “Hari ini saja, petugas telah menerima 20 kematian mendadak pada pukul 13.45, dengan lebih dari selusin lainnya menunggu polisi untuk dikirim,” bunyi pernyataan Kepolisian Vancouver.

Kematian akibat temperatur yang tinggi ini pun membuat petugas kewalahan.

“Kami belum pernah mengalami hal seperti ini di Vancouver,” ucap kepala kepolisian bagian media, Steve Addison.

Pihak berwenang Kanada menganalisis bahwa sebagian besar korban mati mendadak ini adalah warga lansia. Aparat mendorong semua warga, terutama orang tua, untuk mengambil tindakan pencegahan dan lebih waspada terhadap kesehatan di tengah suhu ekstrem saat musim panas ini. (har)