Dadih Permana pupuk

Kastara.id, Jakarta – Keberhasilan pencapaian tingkat pertumbuhan produksi beras dan jagung dalam dua tahun terakhir, masing-masing di atas 5 dan 18 persen. Peningkatan ini tak lepas dari dukungan ketersediaan dan kebijakan pupuk yang telah diimplementasikan.

“Industri pupuk harus berkembang. Sudah keniscayaan jika mau akselerasi produksi pertanian harus ditopang industri pupuk yang bagus,” ujar Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Pending Dadih Permana dalam seminar bertajuk Kinerja Kedaulatan Pangan dan Pemupukan Nasional di Hotel Santika Premiere, Rabu (30/8).

Menurutnya, pupuk adalah salah satu input produksi yang harus diperjuangkan. Selain pupuk, ketersediaan benih unggul, dan alat mesin pertanian juga menjadi faktor.

Kementerian Pertanian bertekad meningkatkan efektivitas subsidi pupuk melalui penyempurnaan e-RDKK bersamaan dengan implementasi Kartu Tani bekerja sama erat dengan PEMDA dan perbankan BUMN. Dengan kartu tani diharapkan subsidi pupuk dapat lebih tepat sasaran kepada petani yang berhak. Beberapa PEMDA seperti Jawa Tengah telah mencapai tahapan yang relatif maju dalam penerapan kartu tani.

Ketua Tim Teknis Pokja Perumusan Kebijakan Pupuk Abdul Salam mengatakan, kemajuan penerapan kartu tani cukup menggembirakan, dengan sudah tercapainya pencetakan kartu tani sebanyak lebih dari 2,71 juta kartu atau sekitar 71 persen dari target 4 provinsi,dan penyiapan kios sebagai agen sebanyak 11.303 agen atau mencapai 66.4 persen dari target serta lebih dari 50.7 persen unit EDC atau 8.628 unit terpasang di kios-kios pupuk lengkap (KPL). Perkembangan positif ini menjanjikan untuk mencapai target tahun 2019 yang akan datang penyaluran pupuk subsidi akan sepenuhnya melalui kartu tani.

Sementara itu, Peneliti Senior Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Achmad Suryana mengatakan, saat ini penggunaan pupuk urea, SP36, dan KCl sudah efisien di sebagian besar propinsi di Indonesia.

“Di samping itu juga sudah kurang responsif terhadap kenaikan harganya. Artinya harga tidak lagi menjadi penentu utama bagi petani dalam membeli dan menggunakan pupuk,” ujar Suryana.

Suryana mengatakan, ketersediaan dan penggunaan pupuk secara berimbang dengan metode 6 Tepat oleh petani telah berhasil mendorong pencapaian produksi dan produktivitas komoditas pangan strategis nasional yang dalam beberapa tahun terakhir ini merupakan rekor tersendiri.

Kepala Balai Penelitian Tanah Kementan Husnain mengatakan, pemupukan berimbang dapat menyumbang lebih dari 20 persen kepada peningkatan produksi. Data ini didukung oleh berbagai penelitian terdahulu.

“Efektivitas penerapan pupuk berimbang dapat tercapai bila diperhatikan faktor-faktor penentu seperti status hara tanah dan teknik pemupukannya,” ujar Husnain.

Direktur Pemasaran PT Pupuk Indonesia Koeshartono menuturkan pihaknya mendukung program ketahanan pangan melalui jaminan pasokan pupuk siap pakai dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia serta menyalurkan pupuk hingga keseluruh pelosok tanah air, dan untuk mengatasi melayani daerah terpencil yang sulit dijangkau.

“Pupuk Indonesia menambah gudang penyangga dan menyediakan sarana transportasi untuk ke kios remote serta menginvertarisir kebutuhan pupuk yang akan ditangani di wilayah terpencil, sehingga pendistribusian pupuk bersubsidi ini bisa memenuhi kaidah 6 Tepat yaitu tepat waktu, jenis, lokasi, jumlah, mutu, dan harga,” katanya. (mar)