Kastara.id, Jakarta – Menteri Sosial negara-negara ASEAN melakukan sejumlah pertemuan untuk membahas perlindungan terhadap anak, disabilitas, dan lanjut usia.

Menurut Menteri Sosial  Khofifah Indar Parawansa, 10 negara ASEAN akan melakukan sejumlah pertemuan yaitu 9th ASEAN Ministerial Meeting on Social Welfare and Development (AMMSWD), 5th ASEAN Ministerial Meeting on Social Welfare and Development+3(AMMSWD+3), 12th Senior Official Meeting of Social Welfare and Development (SOMSWD), 11th Senior Official Meeting of Social Welfare and Development+3 (SOMSWD+3), serta 11th ASEAN GO and NGO Forum of Social Welfare and Development.

“Setiap negara ASEAN, berbagi dan bertukar pengalaman dan saling memberikan penguatan terkait dengan jejaring dan berbagai upaya peningkatan kapasitas dari para pekerja sosial,” ujar Mensos Khofifah di Hotel Borobudur Jakarta (29/9).

Mensos mengatakan, berbagai pertemuan yang dilakukan merupakan bagian terpenting untuk upaya pemenuhan akan hak-hak dasar dan perlindungan terhadap lanjut usia, anak, serta penyandang disabilitas.

“Setiap negara ASEAN menyadari bakal menjadi aging countries, yaitu negara dengan jumlah penduduk lanjut usia yang meningkat. Sehingga, masing-masing negara dituntut membangun kerja sama dan pertukaran informasi terkait penanganannya,” katanya.

Peran media online dan dampaknya dalam berbagai upaya perlindungan terhadap lanjut usia, anak, serta penyandang disabilitas turut menjadi topik bahasan dalam pertemuan lanjutan dari negara-negara ASEAN tersebut.

“Sebelumnya digelar pertemuan menteri-menteri dari negara ASEAN, kemudian dilanjutkan pada rapat pleno yang merupakan titik awal yang sangat penting dari berbagai rangkaian acara,” ujar Mensos.

Juga turut menjadi perhatian perwakilan dari negara ASEAN terkait dampak media sosial terhadap tindak pornografi, kekerasan pada anak, serta kejahatan dunia maya lainnya.

“Inti penanganan kejahatan media online adalah penurunan tindak kejahatan. Sedangkan Malaysia membagi pengalaman rehabilitasi sosial bagi penyandang disabilitas yang berbasis desa. Bagi kita bicara perlindungan adalah bagaimana memberikan respon cepat (quick response),” katanya.

Ia menambahkan, tidak hanya 10 negara ASEAN yang hadir, tiga negara lain yang turut hadir yaitu Jepang, Korea Selatan, dan China memiliki komitmen sama terhadap upaya perlindungan terhadap lanjut usia, anak, dan penyandang disabilitas.

“Jepang, Korea Selatan, dan China memiliki komitmen sama, sehingga dalam beberapa hal juga disiapkan berbagai konsep untuk membangun kerja sama yang lebih efektif di masa mendatang,” ujarnya. (npm)