Gereja Notre Dame Basilica

Kastara.ID, Jakarta – Presiden Prancis Emmanuel Macron meningkatkan keamanan gereja di negaranya usai terjadi penyerangan yang memakan tiga korban jiwa dalam kasus penyerangan di sekitar Gereja Notre Dame Basilica, Nice, Prancis. Untuk itu, Macron mengerahkan tujuh ribu personel tentara untuk berjaga di gereja di Prancis.

Penyerangan itu membuat tiga orang tewas dan satu di antaranya dipenggal oleh pelaku yang menggunakan pisau dalam menjalankan aksinya.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengutuk tindakan teror tersebut. Dia menyebutnya bentuk kegilaan. “Kegilaan teroris Islam,” kata Macron mengutip CNNIndonesia, Jumat (30/10).

Sementara Perdana Menteri Prancis Jean Castex juga menyatakan bahwa pemerintahnya meningkatkan status keamanan ke level tertinggi usai terjadi penyerangan.

Di hadapan Majelis Nasional Prancis, Castex menyatakan, pemerintah akan memberi respons yang tegas terhadap aksi terorisme tersebut.

Sejauh ini, sejumlah pemimpin dunia sudah menyampaikan bela sungkawa terhadap Prancis. Mulai dari Arab Saudi, Turki, Inggris, Amerika Serikat, Spanyol serta beberapa negara lainnya.

Presiden AS Donald Trump menyampaikan bahwa negaranya akan selalu mendukung Prancis melawan terorisme. Dia mengucapkan bela sungkawa yang dalam kepada Prancis, khususnya para keluarga korban.

“Hati kami bersama warga Prancis. Amerika Serikat berdiri di samping sekutu tertua dalam pertarungan ini,” kata Trump lewat akun Twitter pribadinya, Kamis (29/10).

Sebelumnya, penyerangan terjadi di sekitar Gereja Notredame Basilica, Nice, Prancis. Tiga orang meregang nyawa, satu di antaranya dipenggal oleh pelaku yang kini telah ditangkap.

Menurut laporan AFP, pelaku diduga kuat merupakan warga Tunisa bernama Brahim Aouissaoui. Pria berusia 21 tahun itu dikabarkan belum lama tiba di Eropa. (har)