Sistem Peringatan dan Respons Dini Konflik Keagamaan

Kastara.ID, Jakarta – Konflik keagamaan yang kerap kali muncul, sesungguhnya tidak terjadi secara serta. Biasanya, ada gejala-gejala yang mendahuluinya. Untuk mengantisipasi potensi munculnya konflik keagamaan di masyarakat, Kementerian Agama melalui Balai Litbang Agama Jakarta (BLAJ) mengembangkan Sistem Peringatan dan Respon Dini Konflik Keagamaan.

“Pembangunan sistem ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas pencegahan konflik keagamaan agar konflik tidak mengalami eskalasi dan berubah menjadi kekerasan,” tutur Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Abdurrahman Mas’ud saat Ekspose Produk Kelitbangan Balai Litbang Agama Jakarta, di Jakarta, Senin (30/12).

Hadir membuka Ekspose Produk Kelitbangang Balai Litbang Agama Jakarta sekaligus meluncurkan Sistem Peringatan dan Respon Dini  Konflik Keagaamaan Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid. Turut hadir juga Anggota Komisi VIII DPR Iip Miftahul Khoiri, Staf Ahli Menteri Agama Oman Fathurahman, serta pejabat eselon II Kementerian Agama.

Pembangunan sistem ini menurut Abdurrahman, dilatarberlakangi kesadaran untuk memelihara dan memperkokoh kerukunan umat beragama, yang menjadi salah satu pilar bagi terwujudnya kerukunan nasional dan stabilitas politik Indonesia.

“Sesuai dengan arahan Presiden Jokowi, bahwa kerukunan merupakan aset bangsa yang sangat mahal dan harus terus dijaga,” kata Abdurrahman.

Lebih lanjut, Abdurahman Mas’ud menjelaskan upaya membangun sistem peringatan dan respon dini konflik keagamaan dilakukan dengan memanfaatkan kemajuan di bidang teknologi komunikasi dan informasi, serta ketersediaan sumber daya aparatur Kementerian Agama yang tersebar luas di lapangan.

“Jadi kita akan mendapat data input dari aparatur sipil negara Kemenag yang bertugas di lapangan, kemudian nanti pengambil kebijakan di pusat ataupun kanwil dapat memantau pergerakan data tersebut secara real time di kantor,” jelas Abdurahman.

 

Sistem peringatan dan respon dini konflik keagamaan menurut Abdurrahman Mas’ud merupakan salah satu bentuk nyata hasil penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh Kementerian Agama.

“Dengan sistem yang dibangun, Balai Litbang Agama Jakarta kemudian mengembangkan aplikasi yang sementara dinamakan m-Harmoni. Melalui aplikasi ini, para pemangku kepentingan akan mampu melihat kondisi realtime kerukunan di seluruh daerah di Indonesia. Ini salah satu hasil nyata produk kelitbangan,” tutur Abdurahman.

Sementara Kepala Balai Litbang Agama Jakarta (BLAJ) Nurudin menyampaikan, Sistem Pengembangan dan Respons Dini Konflik Keagamaan masih memerlukan pengembangan lebih lanjut untuk dapat diterapkan. “Kami berharap,  pada 2020 sistem ini sudah dapat diterapkan dengan melibatkan unsur-unsur terkait,” kata Nurudin.

“Sistem ini memang cara baru bagaimana kita bisa mengantisipasi isu-isu keagamaan yang dapat berpotensi berkembang menjadi konflik keagamaan,” jelas Nurudin.

Ia menambahkan keberadaan sistem inijuga mempertegas bahwa negara hadir dalam melakukan respon cepat terhadap potensial konflik isu-isu keagamaan. “Kehadiran negara tidak hanya dalam bentuk struktur dan regulasi saja,” kata Nurudin.

Selain Sistem Peringatan dan Respons Dini Konflik Keagamaan, pada saat yang sama juga diperkenalkan Panduan Pendidikan Agama Berbasis Desa dan Madrasah Digital, Panduan Integrasi Madrasah Diniyah di Sekolah, Katalog/Monograf Naskah Keagamaan Cirebon, dan sebagainya. (put)