Kastara.id, Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) di Jepara berhasil membudidayakan udang jenis penaeus merguensis yang merupakan udang asli Indonesia.

“Kita akan angkat udang merguensis ini sebagai kandidat baru dalam bisnis perudangan nasional. Apalagi ini merupakan udang asli Indonesia,” kataDirektur Jenderal Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu (31/5).

Lebih lanjut, Slamet mengungkapkan pihaknya memiliki tanggung jawab untuk melestarikan keragaman jenis udang lokal Indonesia. Udang merguensis dianggap oleh Slamet memiliki keunggulan dan sangat potensial untuk dijadikan komoditas perikanan.

“Saya rasa udang merguensis ini memiliki keunggulan komparatif, dan sangat potensial menjadi peluang usaha baru bagi para pembudidaya. Ini menjadi khabar baik sekaligus awal yang baik untuk pengembangan industri udang nasional ke depan,” kata Slamet.

Udang merguensis, atau yang lebih dikenal sebagai banana shrimp di pasar ekspor, cenderung banyak disukai konsumen. Sebagai gambaran harga 1 kg size 60 mencapai Rp 90.000, lebih tinggi dibandingkan dengan udang jenis vaname.

Sementara Sekretaris Jenderal KKP Rifky Effendi Hardjianto mengapresiasi Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau  (BBPBAP) Jepara yang berhasil mengembangkan udang yang digemari di pasar ekspor.

“Saya mengapresiasi keberhasilan teman-teman BBPBAP Jepara. Ke depan udang merguensis akan semakin banyak diminati dan berkembang di masyarakat, mengisi permintaan pasar ekspor,” ujar Rifky.

Bisnis perudangan nasional saat ini masih didominasi oleh jenis udang vaname dan windu. Data mencatat selama kurun waktu lima tahun terakhir (2011-2015) produksi udang nasional mengalami kenaikan rata-rata sebesar 13,48 persen.

Keunggulan udang merguensis ini, siklus reproduksi udang ini juga relatif singkat dibandingkan dengan udang windu. Bahkan umur enam bulan atau pada ukuran berat 30-40 gr telah dapat dijadikan induk, sedangkan udang windu membutuhkan waktu sekitar 1,5 tahun. (dwi)