Kastara.ID, Semarang – Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di hadapan lebih 2.000 pemuda Semarang (30/8), menyampaikan pentingnya diplomasi selain sebagai investasi jangka panjang juga berkontribusi langsung merintis kemajuan ekonomi bangsa. “Melalui Diplomasi ekonomi, kita buka pasar-pasar baru bagi produk Indonesia dan dorong ekspansi industri ke luar negeri,” ujarnya.
Pernyataan tersebut disampaikan Menlu RI pada saat Talk Show di Auditorium Prof. Seodarto, Universitas Diponegoro, Semarang. Talkshow Menlu RI merupakan bagian dari rangkaian Diplomacy Festival (Diplofest) Semarang yang diselenggarakan pada tanggal 29-30 Agustus 2019. Acara ini diselenggarakan untuk membumikan capaian diplomasi Indonesia dan menginsipirasi generasi muda semarang untuk berdiplomasi. Diplofest Semarang juga memiliki arti khusus karena Menlu Retno, lahir dan besar di kota yang terkenal dengan sebutan Venetië van Java ini.
Dalam talk show, Menlu menegaskan Diplomasi Indonesia terus dipertajam dan bergerak serempak bersama sebagai satu kesatuan “Indonesia Incoportated”. Indonesia baru saja menjadi tuan rumah Indonesia- Africa Infrastructre Dialogue yang menghasilkan kesepakatan USD 822 juta dan membuka perudingan dengan negara mitra di kawasan Afrika. Sementara pada tahun 2020, Indonesia akan menggelar Halal Summit 2020 untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat industri halal dunia. “Kita harus terus jeli dan aktif dalam mencari dan memanfaatkan peluang ekonomi,” ujar Menlu.
Selain diplomasi ekonomi, Menlu Retno juga mengajak para mahasiswa membedah beberapa fokus diplomasi Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB 2019-2020 untuk memelihara ekosistem damai dan penguatan organisasi kawasan, serta isu khusus Palestina.
“Konflik dan perang tidak akan memberikan manfaat bagi siapa pun. Konflik akan dapat dihindari jika kita bersatu, saling menghormati perbedaan, bertoleransi, ini prioritas pertama Indonesia di DK PBB,,” jelas Menlu RI. Indonesia mewujudkan prioritas tersebut dengan menjadi kedelapan terbesar penyumbang Peace Keeping Operations (PKO) dan peningkatan peran Perempuan dalam perdamaian.
Sementara dalam penguatan organisasi kawasan, Menlu Retno menekankan pentingnya organisasi kawasan yang menjadi motor menumbuhkembangkan budaya damai terutama dalam menghadapi dinamika internasional yang penuh dengan pergesekan kepentingan. Di kawasan Asia Tenggara, ASEAN bersama Indonesia telah menjadi peneguh budaya dialog, damai, dan kerja sama.
Isu terakhir yang dibahas adalah perjuangan Indonesia untuk isu yang selalu dekat di hati masyarakat Indonesia yaitu Palestina. Tantangan yang dihadapi Palestina semakin berat, namun Indonesia selalu konsisten dalam membantu perjuangan rakyat Palestina melalui dukungan politik di berbagai pertemuan internasional, bantuan ekonomi maupun kerja sama peningkatan kapasitas. “Indonesia akan tetap bersama Palestina, mendampingi dan membantu dalam perjuangan hak-haknya” jelas Menlu. (put)