Kastara.ID, Jakarta – Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengakui, kondisi keuangan negara saat ini semakin rumit. Pandemi Covid-19 menurutnya telah membuat dinamika keuangan negara berubah. Dulunya keuangan negara bisa dipahami. Namun saat ini kondisinya sulit dipahami akibat pertambahan dimensi.
Saat menghadiri acara Launching D’maestro (30/8), Suahasil menjelaskan, pemerintah kini harus vberpikir tentang sektor kesehatan. Terutama dalam menganalisis keuangan negara. Pasalnya hal ini sebelumnya tidak pernah terjadi.
Lima tahun lalu menurut Suahasil pemerintah tidak pernah berpikir sektor kesehatan akan membawa pengaruh penting terhadap dinamika keuangan negara. Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) ini menuturkan, pemerintah hanya berpikir kesehatan adalah sektor yang harus dikembangkan, tapi tidak sampai seperti saat ini.
Seperti diketahui, pandemi Covid-19 telah mengubah banyak hal, termasuk sektor ekonomi. Bukan hanya di Indonesia tapi juga seluruh dunia. Wabah penyakit yang bermula dari Wuhan, China ini masuk tanah air pada Maret 2020 lalu.
Selanjutnya wabah penyakit yang juga bernama virus corona ini menjelma menjadi kondisi yang sangat menganggu berbagai sektor kehidupan, termasuk perekonomian negara. Pemerintah bahkan harus melakukan berbagai pembatasan dan pengetatan mobilitas masyarakat. Hal ini
demi menekan penularan Covid-19.
Di sektor keuangan, pemerintah harus mengeluarkan sejumlah insentif untuk dunia usaha menengah bawah sampai menengah atas. Pemerintah juga menggelontorkan bantuan sosial (bansos) untuk menjaga kelangsungan hidup masyarakat, terutama kelompok menengah ke bawah.
Anggaran negara pun banyak tersedot untuk penanganan pandemi Covid-19. Sejak virus corona mewabah pada awal 2020, pemerintah sudah menganggarkan dana sebesar Rp 695 triliun untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2020. Pada 2021, anggarannya membengkak menjadi Rp 774 triliun. Sedangkan untuk 2022 pemerintah menganggarkan dana Rp 321,2 triliun untuk program PEN. (mar)