Pramuka

Kastara.ID, Depok – Wali Kota Depok Mohammad Idris menjadi inspektur upacara dalam rangka apel Hari Pramuka ke-60 Kwarcab Depok di lapangan Balai Kota Depok, Senin (30/8). Tampak hadir Ketua Kwartir Cabang Pramuka Kota Depok Nina Suzana, Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono, Kajari Depok Sri Kuncoro, Sekda Depok Supian Suri, dan seluruh Kepala Dinas.

Mohammad Idris dalam pidatonya mengatakan, peringatan hari Pramuka ke 60 tingkat Kota Depok atas arahan dari Kwarda Jawa Barat setelah acara di provinsi, pada tanggal 14 Agustus yang lalu Kota Depok mendapat kepercayaan untuk menjadi petugas upacara bersama Presiden Republik Indonesia di tingkat nasional di Cibubur.

“Dengan tema Membutuhkan, Memerlukan Pramuka lebih peduli untuk mewujudkan karya-karyanya di masa pandemi ini. Kreativitas, inovasinya tetap dilakukan,” jelas Idris.

Idris menyinggung tentang pandemi. Minggu ini Depok berada di Level 3. Untuk terkonfirmasi positif sekitar dua ribuan, dan yang sembuh ada lima belas kali lipat.

“Seperti kemarin yang positif sekitar 30 orang dan yang sembuh mencapai 100-an lebih, dan tidak menutup kemungkinan akan turun menjadi di level 2, namun dihitung dari tingkat kematian, dan satu hal Kota Depok berada di bawah kota lainnya di Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah untuk tingkat kematiannya,” ungkap Idris.

Lanjut Idris, data Covid-19 Kota Depok berbeda dengan Pusat Data Informasi (Pusdatin), yakni menurut Pusdatin tercatat konfirmasi aktif ada 27 ribuan, sedangkan menurut data Covid-19 Kota Depok sekitar 9.300-an. Ini yang beberapa waktu lalu menjadi viral.

“Selama seminggu dilakukan rekonsiliasi dan Alhamdulillah sudah clear terekonsiliasi. Solusinya, di tingkat kelurahan sudah diberikan akun oleh Pusdatin untuk dapat mengakses langsung, hingga menyajikan data yang lebih akurat,” kata Idris.

Pemerintah Kota (Pemkot) Depok untuk perpanjangan PPKM mengikuti Instruksi Menteri Dalam Negeri. Selama kasusnya belum Zero tidak menutup kemungkinan akan muncul lagi.

“Seperti negara Australia vaksinasi selesai kasus sudah zero, dan kemudian muncul lagi. Begitu pula dengan negara tetangga Singapura. pesan saya jangan sampai lalai dan lengah, minimal gunakan masker sebagai adaptasi kebiasaan baru (AKB),” pungkas Idris. (*)