Vaksin COVID-19

Kastara.ID, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar kampanye cinta produk Indonesia terus digaungkan. Jokowi juga mengajak untuk membenci produk luar negeri.

Demikian diungkapkan oleh Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul Jakarta M Jamiluddin Ritonga kepada Kastara.ID, Kamis (4/3) siang. Menurut pria yang kerap disapa Jamil ini, ajakan Jokowi itu bukanlah hal baru. Di era Orde Baru, Soeharto sudah kerap mengkampanyekan agar rakyat Indonesia mencintai produk-produk dalam negeri.

“Namun hingga sekarang, cinta produk-produk Indonesia masih jauh dari harapan. Hal ini terlihat jelas pada masyarakat Indonesia, terutama kelas menengah ke atas,” tandas Jamil.

Sementara masyarakat kelas bawah, yang notabene mayoritas di Indonesia, mayoritas mengenakan produk-produk Indonesia. “Memang belum jelas, masyarakat kelas bawah mengenakan produk Indonesia memang cinta atau karena tidak mampu membeli produk luar negeri,” ungkap penuls buku Tipologi Pesan Persuasif ini.

Karena itu, lanjut Jamil, kampanye cinta produk-produk Indonesia seyogyanya difokuskan kepada masyarakat kelas menengah dan atas. “Mereka ini yang secara ekonomi mampu membeli produk-produk luar negeri,” jelasnya.

Selain itu, kelas menengah ke atas yang memang dominan mengenakan produk-produk luar negeri. Di antara mereka ini, tuding Jamil, justru para pejabat, istri pejabat, anak pejabat, dan cucu pejabat yang tampak mengenakan produk-produk luar negeri.

“Jadi, kalau mau sukses menggaungkan cinta produk Indonesia, maka sasaran utamanya haruslah kelas menengah ke atas,” kata pengajar mata kuliah Metode Penelitian Komunikasi ini.

Untuk itu, Jokowi dan istri, anak-anak dan menantu, serta cucu-cucunya, haruslah konsisten mengenakan produk-produk Indonesia baik di rumah maupun di luar rumah. Hal yang sama juga harus ditunjukkan para pejabat dan istri, anak dan menantu, serta para cucunya.

Kalau hal itu dapat dilakukan Jokowi hingga cucunya serta pejabat lainnya hingga cucunya, setidaknya sebagian kelas menengah ke atas akan mengikuti. Tetapi kalau tidak, masyarakat justeru akan mencibirnya.

Menurut mantan Dekan FIKOM IISIP Jakarta 1996-1999 ini, Jokowi harus memastikan dahulu hal itu agar kegagalan kampanye cinta produk Indonesia tidak gagal lagi. “Sungguh menyedihkan bila kampanye produk-produk Indonesia kembali mengikuti kegagalan kampanye dari rezim-rezim sebelumnya,” tandasnya. (jie)