Kastara.id, Jakarta – Meski kondisi ekonomi dunia sedang tidak menggembirakan, namun Fraksi Partai Golkar (FPG) DPR RI optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2018 akan mengalami pertumbuhan siginifikan dari 5,1 % menjadi 5,8 %. Bahkan Presiden Jokowi menargetkan 6% di tahun 2018.

“Kelesuan ekonomi global dan ancaman makar di dalam negeri tidak akan pengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional, karena potensi di dalam negeri memang kuat. Terbukti saat krisis dunia 1998, Indonesia, Cina, dan India adalah sebagai negara yang perekonomian survive, tetap kuat dan tumbuh dengan baik,” kata Ketua Komisi XI DPR RI FPG Melchias Markus Mekeng kepada wartawan di Gedung DPR RI Jakarta, Rabu (14/12/2016). Mekeng didampingi Ketua FPG DPR RU Kahar Muzakir, Sarmudji, dan lain-lain.

Pada prinsipnya kalau Presiden Jokowi optimis, maka Golkar juga optimis. Kenaikan 1% itu membutuhkan uang sekitar Rp 800 triliun hingga Rp 1 triliun. Lalu dari mana kebutuhan finansial itu akan diambil? “Ya, pemerintah harus mengoptimalkan investasi dan ditopang oleh BUMN, penegakan hukum terhadap berbagai jenis pungli dan sebagainya. Sementara BKPM setahun hanya Rp 100 triliun,” ujar Mekeng.

Kalau hanya mengandalkan APBN Rp 2.000 triliun itu sangat berat. “Untuk pinjam Rp 2.000 triliun bagi Indonesia sangat mudah, karena Indonesia sangat dipercayai dunia. Tapi pinjaman itu konsekuensinya berbunga. Jadi tantangan itu antara lain yang akan dirumuskan oleh Golkar untuk mendukung program pertumbuhan ekonomi pemeirntahan Jokowi-JK,” kata Mekeng.

Sementara itu kalau soal ancaman makar dan demo akhir-akhir ini yang cukup mengkhawatirkan bagi investor, menurut Mekeng dan Muzakir, itu tidak akan menggangu perekonomian nasional. “Di negara demokrasi ini demo dan ancaman makar itu biasa. Sejak dulu ada DII, NII, dan TII, tapi pemerintahan tetap jalan. Yang penting aman dan pertumbuhan ekonomi ini untuk kesejahteraan rakyat,” ujar Muzakir.

Untuk itu Golkar akan menggelar seminar Outlook Ekonomi 2017 dengan tema “Memantapkan Konsolidasi Fiskal, Mengakselerasi Pertumbuhan Berkeadilan” di Jakarta, pada Kamis (15/12). Akan hadir sebagai pembicara antara lain Sri Mulyani, Airlangga Hartarto, Archandra Tahar, Tony Prasetyono (UGM), Bustanul Arifin, Enny Sri Hartati (Indef), Tanri Abeng, dan Purbaya Yudi Sadewa. (arya)