Haji

Kastara.id, Makkah – Meski fase Arafah-Muzdalifah-Mina (Armuzna) atau yang disebut juga sebagai puncak haji sudah lewat, jemaah diminta tetap menjaga kesehatan. Pasalnya, ada tren peningkatan jumlah jemaah drop pasca-Armuzna.

“Kita mengantisipasi titik krusial pasca-Armuzna ini. Karena biasanya jemaah haji kita euforia, merasa sudah haji sehingga tidak peduli lagi dengan kesehatannya,” ujar Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dr. Nirwan Satria kepada tim Media Center Haji (MCH) Daerah Kerja Makkah di Aziziah Janubiyah, Makkah.

Euforia itu misalnya, dengan pergi berbelanja tanpa mempedulikan kondisi badan. Melakukan umrah berkali-kali dengan memaksakan kondisi badan juga bisa berpotensi merugikan.

“Itu membuat jemaah kelelahan. Jadi ini kita pesankan kepada teman-teman kita di kloter, di rombongan untuk menyampaikan bahwa sudahlah setelah haji kita fokus pikirkan pulang ke Tanah Air,” ujar dr. Nirwan.

Angka meninggal jemaah haji pasca-Armuzna memang mengalami lonjakan. Pada saat sebelum dimulainya Armina, jumlah meninggal tercatat 92 orang. Data hingga Jumat (31/8) siang, jumlah meninggal kini mencapai 229 orang.

Kendati demikian, jumlah meninggal masih jauh lebih kecil dibanding tahun lalu. Pada tahun 2017 lalu, jumlah jemaah meninggal sebanyak 657 orang. (put)