Saudi Aramco

Kastara.ID, Jakarta – Chief Financial Officer (CFO) Saudi Aramco Khalid Al Dabbagh mengatakan, perusahaan minyak raksasa tersebut bakal segera melepas sahamnya ke publik. Hal ini dilakukan guna mengoptimalkan aset-aset bisnisnya di luar negeri. Salah satu negara yang dibidik oleh Saudi Aramco adalah Malaysia. Khalid menyatakan, pihaknya tinggal menentukan tanggal pastinya melantai di pasar bursa.

Penawaran ini diprediksi bakal menjadi yang terbesar. Perusahaan milik putra mahkota Saudi Arabia, Pangeran Mohammad bin Salman ini bakal membuat Aramco Saudi bervaluasi sekitar dua triliun dolar AS atau 500 miliar dolar AS, lebih tinggi dari perkiraan selama ini.

Hal ini sejatinya menjadi kabar kurang baik bagi Indonesia. Pasalnya Indonesia sudah lama melakukan pendekatan kepada Saudi Aramco. Bahkan sejak 2014 Indonesia sudah menawarkan Saudi Aramco untuk berinvestasi di kilang Cilacap bersama PT Pertamina. Namun penawaran tersebut tidak jelas kelanjutannya.

Saat berjumpa di acara pertemuan G20 di Jepang beberapa saat lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara langsung melobi Pangeran Mohammad bin Salman untuk kepastian kelanjutan proyek tersebut. Namun sampai saat ini tidak ada perkembangan signifikan terkait mega proyek tersebut. PT Pertamina bahkan sudah membuat skenario cadangan agar investasi bisa tetap masuk.

Saudi Aramco tercatat sebagai perusahaan dengan laba terbesar di dunia. Laba Saudi Aramco para 2018 mencapai 111,1 miliar dolar AS atau sekitar Rp 1.600 triliun. Bahkan jika laba empat perusahaan minyak dunia, Chevron, Shell, British Petroleum (BP), Total, dan Exxon disatukan masih belum menyamai laba Saudi Aramco. (mar)