Gunung Semeru

Kastara.ID, Jakarta – Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati mengatakan, Gunung Api Semeru mengeluarkan awan panas guguran berjarak luncur hingga 11 Km dan menyebabkan 550 warga harus mengungsi.

“Berdasarkan data sementara pada Selasa (1/12), pukul 09.00 WIB, pengungsian tersebar di dua titik, yaitu di pos pantau sebanyak 300 jiwa, sedangkan sisanya di Desa Supiturang,” kata Raditya dalam keterangan tertulis, Selasa (1/12).

BPBD Kabupaten Lumajang melaporkan, sekitar pukul 23.35 WIB, terlihat secara visual guguran lava pijar dari ujung lidah lava, perkiraan sejauh 1.000 meter. Sedangkan awan panas guguran, ini tampak pada 01.23 WIB dengan jarak luncur 2.000 meter. Selanjutnya pada pukul 02.00 WIB, awan panas guguran sudah mencapai 3.000 meter.

Sementara itu, sekitar pukul 03.00 WIB, BPBD setempat melaporkan terjadi hujan yang bercampur abu vulkanik. Potensi lahar panas dalam kondisi ini diperkirakan cukup kuat.

Status Gunung Semeru sendiri saat ini berada pada level II atau level Waspada.

Dalam level waspada, PVMB mengimbau masyarakat tidak tidak melakukan aktivitas di dalam radius 1 kilometer dan wilayah sejauh 4 kilometer di sektor lereng selatan-tenggara kawah aktif yang merupakan bukaan kawah. Kedua, mewaspadai gugurnya kubah lava di Kawah Jongring Seloko.

Erupsi Semeru terjadi menerus dan menghasilkan kolom erupsi berwarna kelabu dengan tinggi maksimum 500 meter dari atas kawah/puncak pada 19 Oktober 2020.

Kemudian pada 28 November terjadi kenaikan jumlah guguran secara signifikan diikuti oleh kejadian awan panas guguran yang berasal dari ujung lidah lava dengan jarak luncur maksimum 1 kilometer ke sektor tenggara lereng.

Pada 1 Desember 2020 mulai pukul 01.23 WIB, teramati awan panas guguran dari kubah puncak, dengan jarak luncur 2-11 kilometer ke arah Besok Kobokan di sektor tenggara dari puncak Gunung Semeru.

“BPBD menurunkan tim untuk memonitor kondisi lapangan serta membuka pos pengungsian di lapangan untuk menampung sementara mereka yang melakukan evakuasi,” pungkas Radiya. (ant)