Kastara.id, Mandalika – Sirkuit balap Mobil Formula 1 sekelas Monte Carlo, Monaco,  yang menyuguhkan keindahan laut, bukit-bukit,  dan bangunan heritage, segera hadir di Indonesia, yakni di Mandalika, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.

“Sirkuit jalan raya akan segera dibangun di Mandalika, Lombok. PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) telah memastikan dibangunnya Street-Race Circuit di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, Lombok Tengah,” ucap Ketua Pokja Percepatan 10 Destinasi Prioritas Kementerian Pariwisata, Hiramsyah S Thaib, dalam keterangan tertulisnya (30/1).

Sejumlah kendala yang bakal menghadang tak ditampik Abdulbar M Mansoer, Direktur Utama Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC). Meski begitu, dia tak patah arang. Dia mengaku tidak ada yang mustahil dilakukan bila ada keinginan dan kerja keras. “Rencana pembangunan sirkuit jalan raya kelas dunia di Mandalika sudah diawali dengan penandatanganan MoU antara ITDC dengan Roadgrip Motorsports UK Ltd dan Mrk1 Consulting pada 20 Januari 2017 lalu,” ujarnya.

Bagi Abdulbar, penandatanganan MoU tadi seolah memberi isyarat “lampu hijau.” Maklum, Roadgrip Motorsports UK Ltd dan Mrk1 Consulting bukan perusahaan sembarangan. Mrk1 Consulting sudah pernah menggarap Olimpiade dan Commonwealth Games, FIFA turnamen, termasuk Piala Dunia, Formula One, Australia V8 Supercars, World Rally Championship, FIM Eropa Speedway Championship dan World Superbikes, triathlon hingga even sepeda dunia. Sementara Roadgrip Motorsports UK Ltd punya reputasi kuat dalam pembangunan jalan raya, landasan pacu dan lapangan udara, ritel, tempat parkir, arena olahraga dan sirkuit balap di berbagai penjuru dunia. “Sirkuit di KEK Mandalika ini akan dibangun dengan standar FIM and FIA untuk kelayakan penyelenggaraan kejuaraan dunia balap motor,” kata Abdulbar.

Lantas mengapa harus ngotot membangun sirkuit jalan raya kelas dunia di Mandalika? Mengapa juga harus repot menggandeng Roadgrip Motorsports UK Ltd dan Mrk1 Consulting? “Karena value dan opportunity-nya sangat besar. Jadi semuanya harus disesuaikan dengan standar dunia,” ujar Abdulbar.

Ucapan Abdulbar memang sangat masuk akal. Bila terealisasi, sirkuit jalan raya kelas dunia tadi akan menjadi sorotan dunia. Ratusan juta pasang mata akan terfokus di objek wisata Mandalika yang sudah dilabeli kuat Wonderful Indonesia itu. Dampak ekonominya pun tak sedikit. Abdulbar memprediksi setidaknya ada Rp 3,9 triliun lebih yang bisa didulang dari tiap even kelas dunia yang digelar di Mandalika. Itu belum termasuk potensi tourism yang disebut-sebut bisa mencapai sekitar Rp 1,3 triliun. “Media value-nya lain lagi. Kalau even sekelas MotoGP bisa mencapai Rp 2,6 triliun. Belum lagi income dari tiket. Itu sebabnya kami ngotot membangun sirkuit kelas dunia di Mandalika,” kata Abdulbar.

Dibangun di atas lahan seluas 500 hektar, sirkuit jalan raya Mandalika akan menjadi satu-satunya sirkuit jalanan di dunia yang menawarkan panorama indah. Nantinya, para rider akan disuguhkan pemandangan laguna, solar cell farm, lapangan golf, area komersil dan perkotaan, serta panorama Samudera Hindia yang indah. “Penonton juga dapat memandang sirkuit secara terbuka sembari menikmati keindahan tepi laut dan area terbuka hijau,” ujar Abdulbar.

Mirip dengan Singapura dan Monaco, sirkuit jalan raya di Mandalika akan bersifat musiman. Sirkuitnya terbuka untuk publik sepanjang tahun dan dapat diubah untuk menjamu event-event balap motor internasional.

Pengembangan desain akan segera dilakukan dalam beberapa bulan ke depan. Gerak cepat ini dilakukan untuk mengejar target rencana penyelenggaraan Kejuaraan Dunia Balap Motor Grand Prix Mandalika pada 2019 yang penyelenggaraannya akan dibantu Roadgrip Motorsports UK Ltd.

Menteri Pariwisata Arief Yahya terus mendukung kreasi membangun atraksi-atraksi baru di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Mandalika Lombok. “Planning yang matang, lalu actions yang cepat dengan prinsip WinWay, Wonderful Indonesia Way, Solid, Speed, Smart. Makin hebat atraksi, makin global standart, makin kuat positioning Mandalika sebagai destinasi prioritas,” kata Arief Yahya. (mar)