Pasar Rakyat

Kastara.ID, Yogyakarta – Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menyampaikan, Kementerian Perdagangan terus mendorong percepatan pembangunan di daerah, khususnya sektor perdagangan melalui revitalisasi pasar rakyat. Hal ini diungkapkan Mendag saat meresmikan Pasar Gantan di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Kamis (2/7). Pada peresmian ini, Mendag didampingi Bupati Sleman Sri Purnomo, Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Suhanto, serta Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Veri Anggrijono.

“Revitalisasi pasar rakyat merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mendorong percepatan pembangunan di daerah, khususnya di sektor perdagangan. Hal ini juga ditujukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah serta meningkatkan daya saing pasar rakyat,” ujar Mendag.

Mendag mengungkapkan, salah satu misi Presiden Joko Widodo adalah pembangunan yang merata dan berkeadilan. Untuk mendukung misi tersebut, Kementerian Perdagangan akan meneruskan program revitalisasi pasar rakyat. Program pembangunan pasar rakyat dilakukan melalui dana alokasi khusus (DAK) dan anggaran tugas pembantuan.

Selama 2015–2019 secara keseluruhan telah dibangun 5.264 unit pasar melalui lintas kementerian. Khusus Kementerian Perdagangan telah merevitalisasi sebanyak 4.949 pasar rakyat. Pada 2019 Kementerian Perdagangan telah merevitalisasi sebanyak 1.034 pasar rakyat. Sedangkan pada 2020, Kementerian Perdagangan telah menetapkan pembangunan 143 unit pasar rakyat dari 140 kabupaten/kota melalui Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 54 Tahun 2020.

Mendag juga menyampaikan, pasar rakyat merupakan penggerak roda perekonomian masyarakat di Indonesia. Selain itu, pasar rakyat juga memiliki kedekatan dengan aspek sosial dan budaya masyarakat setempat. “Aspek sosial budaya inilah yang menjadi nilai unik tersendiri bagi pasar rakyat di Indonesia,” katanya.

Menurut Mendag, pasar rakyat memiliki peran strategis dalam menyokong perekonomian negara. Peran tersebut di antaranya adalah menjadi simpul kekuatan ekonomi lokal; memiliki kontribusi terhadap perekonomian daerah; dapat meningkatkan kesempatan kerja maupun berwirausaha; menjadi tempat berdagang, terutama bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah; dan sebagai tempat referensi harga bahan pokok di daerah tersebut.

Mendag berharap pasar rakyat menjadi salah satu sarana distribusi yang dapat berperan dalam memperlancar arus barang antarwilayah. Pasar rakyat diharapkan dapat menjaga stabilitas harga, ketersediaan barang kebutuhan pokok, dan mempunyai peran strategis dalam perekonomian nasional sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar pasar.

“Diharapkan pasar rakyat ini dapat dikelola dan dipelihara dengan baik secara konsisten dan berkelanjutan sehingga dapat memberikan kenyaman pengunjung serta para pedagang, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Sleman,” tutup Mendag.

Sementara itu, Sekjen Kemendag yang juga Plt. Direkur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri mengungkapkan, program revitalisasi pasar rakyat mencakup empat aspek yakni revitalisasi fisik, manajemen, ekonomi, dan sosial budaya. “Revitalisasi manajemen pengelola berpedoman pada SNI Pasar Rakyat 8152:2015 dengan mempertimbangkan peningkatan profesionalisme pengelola, pemberdayaan pelaku usaha, serta penerapan standar operasional prosedur pengelolaan dan pelayanan pasar rakyat,” terang Suhanto.

Suhanto juga mengungkapkan, saat ini pasar Gentan telah dilengkapi sarana pos ukur ulang. Keberadaan pos ukur ulang ini merupakan wujud perlindungan bagi konsumen dan tanggung jawab pedagang untuk berdagang secara jujur di Pasar Gentan. “Kepatuhan para pedagang di Pasar Gentan tercermin dengan kepatuhan dalam menjual bahan pokok tidak melebihi harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditentukan, tidak menjual bahan pangan yang sudah kadaluarsa, dan tidak menjual bahan pangan mengandung bahan berbahaya,” pungkas Suhanto.

Bupati Sri Purnomo menambahkan, selain bertransaksi fisik, pasar rakyat Gentan juga telah berjualan secara daring. Bahkan, pelaksanaan perdagangan secara daring telah dimulai sebelum adanya pandemi Covid-19 di Indonesia dan telah bekerja sama dengan platform niaga elektronik.

Revitalisasi Pasar Gentan dilaksanakan pada 2017 dengan biaya sebesar Rp 6 miliar yang berasal dari APBN. Pasar ini dibangun di lahan seluas 1.925 m² dan dapat menampung 261 pedagang. Sebelum direvitalisasi pasar ini memiliki omzet Rp 50 miliar per tahun dan setelah direvitalisasi omzet meningkat menjadi menjadi Rp 60-70 miliar per tahun. (mar)