Inflasi

Kastara.id, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada September 2017 mengalami inflasi sebesar 0,13 persen. Angka tersebut lebih rendah dibanding September 2016 sebesar 0,22 persen.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, untuk inflasi tahun kalender mencapai 2,66 persen dan tahun ke tahun mencapai 3,72 persen. Dari 82 kota, sebanyak 50 kota mengalami inflasi tertinggi di Tual 1,59 persen. Sedangkan 32 kota mengalami deflasi.

“Penyebab inflasi terjadi naiknya beberapa indeks pengeluaran seperti kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga menyumbang 0,08 persen. Uang kuliah sebesar 0,04 persen, uang sekolah SD-SMP dan tarif rekreasi masing-masing menyumbang 0,01 persen,” kata Suhariyanto di Jakarta, Senin (2/10).

Selain itu juga ada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau menyumbang 0,06 persen. Komoditasnya bubur, nasi dengan lauk, mie, rokok kretek, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen.

Suhariyanto melanjutkan, indeks pengeluaran lainnya yaitu kelompok perumahan, air, gas, dan bahan bakar menyumbang 0,05 persen. Dengan komoditas besi beton, tarif kontrak rumah, bahan bakar rumah tangga, dan upah pembantu rumah tangga masing-masing sebesar 0,01 persen.

Sedangkan untuk kelompok sandang menyumbang inflasi sebesar 0,03 persen, kelompok kesehatan menyumbang 0,01 persen, dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan menyumbang sebesar 0,01 persen. (mar)