Kastara.id, Jakarta – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan menggelar Konferensi Nasional Sejarah X (KNS X) di Hotel Sahid Jakarta, tanggal 7 hingga 10 November 2016. Tema yang diangkat dalam konferensi tersebut adalah “Budaya Bahari dan Dinamika Kehidupan Bangsa dalam Perspektif Sejarah”.

“Maritim saat ini menjadi fokus pemerintah, dan tentu ini kontribusi dari para sejarawan, memberikan pandangan dari sudut pandang sejarah mengenai kehidupan maritim di Indonesia,” kata Direktur Jenderal Kebudayaan (Dirjen Kebudayaan) Kemendikbud Hilmar Farid dalam konferensi pers tentang penyelenggaraan KNS X, di kantor Kemendikbud Jakarta (3/11).

Sebanyak 315 peserta menyatakan akan hadir dalam Konferensi Nasional Sejarah tahun ini. “Mereka dari berbagai kalangan: dosen, para peneliti, juga mahasiswa di bidang sejarah, dan sejumlah komunitas di bidang sejarah,” ujar pria kelahiran Bonn Jerman tersebut.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia Mukhlis Paeni mengatakan bahwa pemilihan tema bahari ini erat kaitannya dengan Nawacita yang digagas pemerintah saat ini. “Ini dalam rangka menopang Nawacita dan juga arah pembangunan nasional, saat ini diarahkan ke pembangunan kebaharian,” kata Mukhlis.

Dalam konferensi ini akan dijawab pertanyaan apakah budaya bahari masih dimiliki bangsa Indonesia. “Apakah masyarakat Indonesia masih memiliki akar budaya bahari? Ataukah masyarakat dan budaya bahari hanya sekedar impian? Itu nanti akan dijawab,” kata Mukhlis yang lulusan Universitas Gajah Mada tersebut.

Selain narasumber dari dalam negeri, dua orang narasumber dari luar negeri akan hadir dalam KNS X ini. Mereka adalah Profesor Anthony Reid dari Australian National University dan Profesor Leonard Y. Andaya dari University of Hawaii. Mereka berdua akan membahas tentang bahari dalam perspektif sejarah Indonesia. (npm)