Niger

Kastara.ID, Jakarta – Serangan ISIS Cabang Sahara (ISGS) di zona tiga perbatasan negara dengan Burkina Faso dan Mali menyebabkan setidaknya 69 warga Niger tewas termasuk seorang wali kota setempat.

Kementerian Dalam Negeri Niger menyatakan serangan terjadi pada Selasa (2/11) lalu di Desa Adab-Dab, 55 kilometer dari Banibangou, wilayah barat Tillaberi.

“Jumlah korban sementara serangan itu adalah 69 tewas termasuk wali kota Banibangou, dan 15 selamat,” kata Kemendagri seperi dikutip AFP (4/11).

Menurut sebuah pernyataan, Wali kota Banibangou diserang kelompok bersenjata tak dikenal saat bepergian dengan delegasinya. Pasukan pertahanan yang membawa sepeda motor diserang oleh kelompok bersenjata yang juga mengendarai motor. “Anggota bersenjata berat dari ISGS (ISIS di Sahara Besar),” kata sumber itu.

Sementara sumber lain mengatakan, target serangan itu adalah pasukan pertahanan anti-ekstremis lokal, Komite Kewaspadaan, yang dipimpin wali kota Banibangou. Para penyerang kemudian kembali ke Mali dan menurut penuturan sumber, “membawa jenazah anggota mereka.”

Pasukan Komite Kewaspadaan baru-baru ini dibentuk penduduk setempat menyusul serangkaian serangan terhadap petani di ladang terpencil oleh ISIS, demikian kata seorang mantan wali kota. Pasukan menuju ke Adab-Dab untuk memburu kelompok bersenjata yang menyerang sejumlah desa dan mencuri ternak.

Diketahui, Niger kerap menghadapi pemberontakan ekstremis baik di wilayah perbatasan dengan Burkina Faso dan Mali, maupun di perbatasan tenggara dengan Nigeria. Pemberontakan di Barat dimulai pada 2015. Pertumpahan dari itu kemudian meningkat tahun 2017, yang dilakukan oleh beberapa kelompok yang berafiliasi dengan Al-Qaeda dan yang juga disebut ISIS.

Human Rights Watch memperkirakan lebih dari 420 warga sipil tewas sejak awal 2021 di Niger barat akibat serangan kelompok ekstremis seperti ISIS. Setidaknya 100 orang bahkan tewas dalam serangan tunggal yang terjadi di beberapa desa pada 2 Januari lalu.

Kemudian pada Maret, 141 anggota komunitas Tuareg dibantai di Tohua, wilayah gurun yang berbatasan dengan Mali.

Lalu pada September, Presiden Niger Mohamed Bazaoum mengatakan, serangan terhadap orang-orang yang tak bersalah merupakan tanda bahwa kelompok ekstrimis itu kehilangan kekuatan melawan tentara. (har)