Universitas Esa Unggul

Kastara.ID, Jakarta – Tertangkapnya dua menteri oleh KPK mengindikasikan kurang selektifnya pemilihan menteri dalam Kabinet Indonesia Maju. Kabinet ini dibentuk tanpa melibatkan KPK.

Demikian diungkapkan pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul Jakarta M Jamiluddin Ritonga kepada Kastara.ID, Ahad (6/12).

“Berbeda dengan Kabinet Kerja, Jokowi melibatkan KPK. Bahkan saat itu ada sosok yang harusnya masuk kabinet, akhirnya terdepak karena infonya mendapat catatan merah dari KPK,” papar pria yang kerap disapa Jamil ini.

Jadi, menurut pengajar Metode Penelitian Komunikasi ini, kasus tertangkapnya dua menteri tersebut jelas telah mencoreng kabinet Jokowi, yang saat kampanye menjanjikan akan memberantas korupsi.

Jamil pun mengingatkan kembali, kewajiban Jokowi untuk menertibkan menteri di kabinetnya agar perilaku korupsi tidak akan terulang kembali.

“Bagi PDIP dan Gerindra juga mendapat tamparan atas perilaku kadernya. Kasus ini dapat menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap kedua partai tersebut,” pungkas Jamil, mantan Dekan FIKOM IISIP Jakarta 1966-1999. (jie)