KSAD

Kastara.ID, Jakarta – Pernyataan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman yang meminta masyarakat tidak terlalu dalam mempelajari agama mendapat tanggapan berbagai pihak. Salah satunya dari Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukuwah KH Muhammad Cholil Nafis. Melalui cuitan di akun twitternya, @cholilnafis (5/12), pria yang akrab disapa Kyai Cholil mempertanyakan  maksud pernyataan Dudung yang menyebut jangan terlalu dalam mempelajari agama.

Kyai Cholil pun menyarankan Dudung sebaiknya fokus pada tugasnya sebagai KSAD. Ia meminta mantan Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) itu fokus menjaga pertahanan negara ketimbang sibuk bicara soal agama. Kyai Cholil juga meminta Dudung segera menumpas pihak-pihak yang merongrong Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Namun jika tertarik berganti profesi dan memilih menjadi ustadz, Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Pesantren Cendekia Amanah di Kali Mulya, Depok, Jawa Barat ini menawarkan Jenderal Dudung mengikuti program standarisasi da’i yang dilakukan MUI.

Sementara Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen Tatang Subarna akhirnya memberikan klarifikasi terkait pernyataan KSAD. Melalui akun twitter @TNI_AD (5/12), Tatang menerangkan penyimpangan yang dimaksud Dudung adalah ketika mempelajari agama tanpa guru.

Sebelumnya KSAD Jenderal Dudung Abdurachman dikabarkan kembali membuat pernyataan menghebohkan. Saat memberikan tausiyah di Masjid Nurul Amin, Kota Jayapura, Provinsi Papua berapa saat lalu, Dudung menyampaikan agar masyarakat jangan terlalu dalam mempelajari agama.

Dalam video yang diunggah di akun twitter milik Dinas Penerangan Angkatan Darat (Dispenad) (5/12),  Dudung menyinggung tentang implementasi rasa syukur atas apa yang sudah diberikan Allah SWT kepada hambanya. Dudung juga menyebut tentang ilmana sebagai tingkatan keimanan umat Islam.

Mantan Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) ini menyebut adanya iman taklid, iman ilmu, iman iyaan, iman haq (haqul yaqiin), dan iman hakikat. “Oleh karena itu, banyak sebagian dari orang Islam sering terpengaruh katanya hadis ini, katanya hadis itu, kata Nabi Muhammad SAW. Oleh karenanya jangan terlalu dalam, jangan terlalu dalam mempelajari agama,” ujar Dudung.

Mantan Pangdam Jaya ini menambahkan jika terlalu dalam mempelajari agama bisa berakibat terjadinya penyimpangan. Dudung menyamakannya dengan penyimpangan yang dilakukan prajurit jika tidak memahami Sumpah Prajurit, Sapta Marga, dan 8 Wajib TNI. (ant)