Militer Indonesia

Kastara.ID, Jakarta – Pengamat pertahanan Andi Widjojanto mengatakan, TNI yang baru saja berulang tahun ke-74 perlu mewaspadai perang di masa depan yang memiliki karakteristik berbeda (7/10).

Hal tersebut dalam forum Forum Politik dan Kebijakan Publik “Transformasi TNI di Era Disrupsi Teknologi: Prospek dan Tantangan” di Pakarti Center, Jakarta.

Andi menjelaskan bahwa perang di masa depan akan berbeda karena sangat bergantung kepada teknologi kekinian dan menghasilkan daya rusak yang lebih tinggi.

Selain itu, Andi mengapresiasi langkah TNI memperkenalkan pesawat nirawak Drone CH4 pada HUT ke-74. Ia menilai langkah ini adalah salah satu upaya militer Indonesia mengadopsi teknologi terbaru.

Mantan Sekretaris Kabinet ini juga menekankan, TNI transisi hegemonik di dunia, sebab akan ada pergeseran kekuatan yang selama ini didominasi oleh Amerika Serikat ke kekuatan baru China.

Ia menjelaskan, ekonomi China saat ini menjadi terkuat di dunia setelah pada pekan lalu pendapatan domestik bruto (PDB) mereka menyalip Amerika Serikat (data CNBC).

Saat ini China sedang memperkuat militer mereka untuk menyaingi AS. Bahkan pada 2017 China merupakan negara setelah AS yang punya empat angkatan militer. Selain angkatan darat, laut, dan udara, China juga memiliki angkatan khusus misil.

Andi menyarankan agar TNI mempersiapkan pasukannya untuk bisa bertindak cepat untuk dapat menyesuaikan di tengah kondisi politik global yang memanas.

Andi juga menilai pembentukan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) di tiga wilayah, yakni Kepulauan Riau, Kalimantan Timur, dan Papua sebagai awal yang positif dan memiliki dua fungsi utama. Pertama, sebagai penindak awal ketika ada konflik, dan kedua sebagai penangkal atau deterrent di wilayah tersebut. (rya)