LinkAja

Kastara.ID,  Jakarta – PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) menggandeng LinkAja menjadi mitra pembayaran tiket berbasis digital melalui aplikasi Tije. Dengan kerja sama ini tentu semakin memudahkan pengguna Transjakarta untuk membeli tiket secara daring terutama di tengah situasi pandemi seperti saat ini.

Direktur Pelayanan dan Pengembangan PT Transjakarta Achmad Izzul Waro mengatakan, pihaknya menyambut baik kolaborasi ini karena sangat mendukung Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mewujudkan City 4.0 dan urban regeneration yang berbasis digitalisasi sistem transaksi, serta teknologi tanpa sentuh untuk menekan penularan COVID-19.

“Kerja sama ini sekaligus mendorong ekosistem pembayaran nontunai, terutama di layanan Transjakarta sebagai salah satu transportasi publik terbesar di DKI Jakarta serta andalan mobilitas warga yang disediakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk warganya,” ujar Izzul dalam keterangan tertulisnya, Kamis (8/10).

Izzul berharap, dengan adanya sistem kode QR ini, pelanggan bisa lebih mandiri dan secara disiplin dapat menerapkan penggunaan satu tiket untuk satu orang, tanpa bersentuhan.

Direktur Utama LinkAja Haryati Lawidjaja menambahkan, LinkAja yang saat ini telah memiliki lebih dari 57 juta pengguna terdaftar di seluruh Indonesia hadir sebagai uang elektronik nasional berbasis server pertama yang dapat digunakan pada Transjakarta melalui aplikasi Tije.

Ini sekaligus untuk memberikan pengalaman menyenangkan kepada masyarakat pengguna layanan Transjakarta, mulai dari pembelian tiket secara online, mengetahui informasi rute, halte, hingga posisi bus, serta berbagai layanan lainnya.

“Dengan keberadaan LinkAja sebagai sumber pembayaran untuk Transjakarta, LinkAja pun kini menjadi uang elektronik yang memiliki ekosistem transportasi paling lengkap yang dapat dinikmati oleh pengguna LinkAja maupun pengguna Layanan Syarah LinkAja,” terangnya.

Ia berharap melalui kemudahan ini, dapat meningkatkan efisiensi transaksi dari segi waktu, serta rasa aman dan nyaman karena mendukung kebijakan teknologi tanpa sentuh yang semakin dibutuhkan dalam memutus mata rantai penyebaran COVID-19. (hop)