Ahmad M Ramli

Kastara.ID, Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mendorong perusahaan operator untuk memberikan pelayanan telekomunikasi berkualitas dengan harga terjangkau. Agar, mampu meningkatkan sektor perdagangan elektronik (E-Commerce) dalam negeri di tengah pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

“Kami dorong terus kualitas servis telekomunikasi semakin baik. Dan juga mengingatkan jangan jual terlalu mahal kepada masyarakat,” ujar Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (PPI) Kementerian Kominfo Ahmad M Ramli pada Webinar: Pemerataan Jaringan Telekomunikasi dalam Menyongsong New Normal, Rabu (10/6).

Pelayanan telekomunikasi yang berkualitas saat ini sudah dilakukan oleh pemerintah dengan meningkatkan kecepatan internet mencapai 10-15 Mbps dalam mendukung kegiatan perdagangan elektronik tersebut. Dengan menggunakan pelayanan telekomunikasi tersebut, masyarakat dapat menggunakan fasilitas perdagangan di dunia maya dengan lancar.

“Dengan kecepatan internet yang sudah disediakan oleh pemerintah, masyarakat dapat melakukan perdagangan elektronik dengan baik,” katanya.

Masyarakat Indonesia di tengah pandemi, lanjut Ahmad, memerlukan pelayanan telekomunikasi dengan harga yang sangat terjangkau. Jangan, sampai dalam mendapatkan akses komunikasi untuk pergadangan daring masyarakat harus membayar dengan biaya yang cukup mahal.

“Masyarakat saat ini membutuhkan pelayanan yang baik dengan harga yang terjangkau,” imbuhnya.

Dia mengakui, kecepatan internet yang dimiliki pemerintah saat ini belum mampu seperti dua negara tetangga yakni Singapura dan Malaysia yang memiliki kecepatan internet mencapai 100 Mbps. Karena, pelayanan dengan kecepatan internet yang tinggi tersebut dapat menimbulkan konsekuensi harga yang lebih mahal.

Dengan pertimbangan tersebut, kata Ahmad, pemerintah tetap menyediakan kualitas kecepatan internet dengan kecepatan berkisar antara 10-15 Mbps. Dengan prioritas utamanya, masyarakat dari berbagai lapisan dapat menggunakan fasilitas perdagangan elektronik di berbagai platform dengan lancar.

“Kami juga bisa meningkat kecepatan internet. Saya cuma berpikir kalau kejar 100 Mbps, maka harganya akan mahal. Akibatnya, akan memberatkan masyarakat kurang mampu yang ingin menggunakan perdagangan elektronik,” pungkasnya. (rfr)