Abrasi

Kastara.ID, Jakarta – Sejumlah titik di kawasan pesisir Sumatera Barat rentan ancaman abrasi. Pemerintah Daerah diharapkan mempertimbangkan hasil riset kerentanan pesisir dalam pembangunan daerah.

Kepala Loka Riset Sumber Daya dan Kerentanan Pesisir (LRSDKP) Nia Naelul Hasanah Ridwan mengatakan, hasil penelitian LRSDKP Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2019 menyebut abrasi pantai terjadi di Padang, Pesisir Selatan, Padang Pariaman, Agam, dan Pasaman Barat, Senin (9/12). “Abrasi terparah terjadi di Kawasan Pelabuhan Teluk Bayur, Kecamatan Lubuk Begalung, Padang, yakni sebesar 49,4 meter pertahun,” jelasnya dalam diskusi “Pemaparan Hasil Riset Kerentanan Pesisir di Sumatera Barat dan Kajian Sampah Laut di Banda Aceh”.

Nia mengungkapkan, tingginya tingkat abrasi pantai diakibatkan tidak adanya bangunan ataupun tumbuhan yang dapat menahan abrasi, seperti bakau dan cemara laut. Di sejumlah titik, terdapat tanaman bakau yang justru di babat untuk dibuat tambak di sekitar pantai.

Nia berharap hasil penelitian yang dipaparkan menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan dan perencanaan pembangunan daerah, serta dapat segera melakukan tindakan antisipasi agar dampak abrasi tidak terlalu parah.

Menanggapi hasil penelitian tersebut, Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit mengatakan, hasil riset itu dapat menjadi pengetahuan bersama terkait kerentanan pesisir di daerah masing-masing. Selain itu, pihaknya juga mengajak seluruh kepala daerah di kabupaten atau kota di kawasan pesisir untuk menjadikan hasil riset sebagai pertimbangan dalam perencanaan pembangunan. (yan)