Alberto AliAlberto Ali

Kastara.ID, Jakarta – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) DKI Jakarta terus melakukan pengembangan potensi wisata yang berbasis kawasan di Ibukota.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) DKI Jakarta Alberto Ali mengatakan, Jakarta memiliki 216 destinasi wisata yang dibagi menjadi empat kawasan, yaitu kawasan heritage, nature, urban, dan culinary.

Untuk kawasan heritage, seperti Kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, kawasan ini akan ditata seperti Malacca, Malaysia. Menurutnya, di kawasan Kota Tua banyak berjejer bangunan peninggalan kolonial, seperti Museum Wayang, Museum Keramik, dan Museum Bank Indonesia.

“Pengembangan potensi wisata berbasis kawasan ini untuk meningkatkan kunjungan wisata ke Ibukota,” ujar Alberto, Selasa (10/12).

Lalu kawasan nature yaitu Kepulauan Seribu. Menurutnya, gugusan pulau yang ada di Teluk Jakarta ini mampu menyihir pengunjungnya untuk tinggal lebih lama menikmati keindahannya yang seolah tanpa akhir.

Hingga saat ini setidaknya ada 17 pulau yang menjadi idola para pelancong untuk menghabiskan akhir pekan atau liburan seperti, Pulau Bidadari, Pulau Bira Besar, Sepa, Onrust, Edam, Martello, Kelor, Pelangi, Sakura, Ayer, Pramuka, Harapan, Pari, Pantara, Semak Daun, Tidung, dan Pulau Putri.

Untuk kawasan urban menyasar tiga lokasi yakni, Cipete, Cikini, dan Kemang. Dikatakan Alberto, referensi untuk Cipete adalah Bojeong-Dong di Korea Selatan. Rencananya, akan dilakukan pembangunan papan penunjuk arah atau peta kafe sepanjang jalur Cipete, berkolaborasi dengan kafe atau restoran sekitar.

Sementara referensi Cikini yakni dari Nimman Street, Chiang Mai, Thailand. Selain dekat dengan Taman Ismail Marzuki, kawasan Cikini juga menjadi pusat co-working space.

“Lalu Kemang yang referensinya dari kawasan Haji Lane, Singapura. Rencananya, akan dilakukan kerja sama dengan para seniman untuk menggelar Kemang Art Festival,” jelasnya.

Selanjutnya, Pasar Kreatif Petodjo Enclek di Jalan Suryopranoto, Kelurahan Petojo Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, akan dijadikan kawasan youth dengan mereferensi dari Hua Shan Cultural Park di Taiwan.

“Untuk mewujudkan ini Perumda Pasar Jaya telah melakukan revitalisasi Pasar Petodjo Enclek pada Desember 2017 lalu,” ucap Alberto.

Sedangkan kawasan culinary atau destinasi kuliner menyasar Jalan Sabang dan Thamrin 10. Jonker Street di Malacca menjadi referensi Jalan Sabang. Dalam perencanaannya, kawasan Jalan Sabang akan ditata menjadi weekend culinary market.

Berbeda dengan Thamrin 10 yang terinspirasi dari Christmas Market di Jerman. Nantinya lahan park and ride Thamrin 10 di antara Hotel Sari Pan Pacific dan gedung Bank Mandiri Syariah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, akan ditutup.

Sebagai gantinya, daerah tersebut akan diubah menjadi pusat kuliner dan seni seperti gelaran Christmas Market di Jerman yang disebut-sebut terbesar di dunia.

“Tidak menjadi tempat parkir tapi menjadi tempat pusat kegiatan kuliner yang bisa menggerakkan perekonomian, UMKM masuk, kemudian di situ ada kolaborasi dengan komunitas pemusik atau seni,” tandasnya. (hop)