Jakarta Digital Outlook 2022

Kastara.ID, Jakarta – Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Kominfotik) DKI Jakarta melalui BLUD Jakarta Smart City (JSC) menggelar webinar Jakarta Digital Outlook 2022 Seri 2 yang mengangkat tema ‘Pengembangan Ekonomi Digital Menuju Jakarta sebagai Pusat Ekonomi dan Bisnis Berskala Global’.

Jakarta Digital Outlook 2022 merupakan sebuah ruang diskusi bagi pemangku kepentingan atau co-creator yang dilakukan secara serial terkait pemanfaatan teknologi informasi dan transformasi digital dalam rangka mempersiapkan Jakarta menuju pusat ekonomi dan bisnis global selepas perannya tidak lagi sebagai ibu kota negara.

Webinar Jakarta Digital Outlook 2022 mengundang narasumber dari praktisi maupun pelaku digital ekonomi di Indonesia yang sudah berpengalaman.

Di antaranya Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI, Mira Tayyiba; Board of Advisor Halodoc, Komisaris eFishery, Eks CEO GoPay, Aldi Haryopratomo; Deputy EVP Customer Experience & Digitalisation – Chief Digital Business Office – Telkom Indonesia, Sri Safitri; Co-Founder & CEO Investree, Adrian A. Gunadi; Venture Partner East Ventures & Managing Partner Impactto, Italo Gani.

Kepala Dinas Kominfotik DKI Jakarta, Atika Nur Rahmania mengatakan, Jakarta saat ini mendapat tantangan yang luar biasa setelah pemerintah pusat dan DPR RI mengesahkan Undang-Undang (UU) Ibukota Negara.

Meskipun tanpa kedudukan, fungsi dan peran sebagai ibukota negara, namun Pemprov DKI Jakarta memproyeksikan Jakarta akan tetap berperan sebagai pusat ekonomi dan bisnis berskala global dengan tetap memiliki status kekhususan di masa depan.

Menurut Atika, untuk mencapai visi tersebut, akselerasi transformasi digital dan pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi yang terbaru ini adalah sebuah keniscayaan.

“Banyak pekerjaan rumah untuk Pemprov DKI Jakarta. Bagaimana mengembangkan sebuah layanan pemerintahan ideal, membuat akses layanan publik lebih baik dan isu terkait pengembangan Jakarta sebagai kota cerdas,” ungkap Atika (11/3).

Atika menjelaskan, menjadikan Jakarta sebagai pusat ekonomi dan bisnis global bukan hal yang sederhana. Jakarta sebagai pusat ekonomi dan bisnis global memiliki kelengkapan suprastruktur sekaligus juga infrastruktur yang densitasnya sangat tinggi

Begitu pula dengan interaksi sosial ekonomi antar warga yang memiliki keberagaman agama, budaya, suku dan perilaku khas. Dengan demikian, Kota Jakarta harus mampu mengenali dan mengakomodasi karakteristik dari masyarakat digital.

“Dalam membangun ekonomi digital, Pemprov DKI tidak dapat bekerja sendiri. Kita membutuhkan kolaborasi dengan semua pihak untuk menyediakan ruang dan ekonomi baru dan Jakarta,” urai Atika.

Ia menyampaikan, Jakarta sebagai markas ratusan start up, decacorn hingga unicorn, berpeluang dalam mengoptimalkan potensi ekonomi digital dan membawa Jakarta sebanding dengan kota-kota maju di dunia.

“Ini tantangan kita dalam menghadapi pengembangan ekonomi digital,” katanya.

Atika menambahkan, saat ini Pemprov DKI Jakarta bersama beberapa instansi di dalam maupun di luar pemerintahan sedang menyusun dan mempersiapkan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang kekhususan Jakarta setelah tidak menjadi ibukota.

Hal ini dinilai merupakan momentum yang menarik dan diharapkan melalui rangkaian Jakarta Digital Outlook 2022 ini jajaran Pemprov DKI Jakarta dapat berdiskusi dengan para ahli, pelaku dan penggerak ekonomi digital di Indonesia. Sehingga mampu memperoleh masukan dan pandangan para profesional terkait pengembangan ekonomi digital dalam konteks RUU Kekhususan Jakarta.

“Dengan begitu dapat mewujudkan Jakarta sebagai pusat ekonomi dan bisnis berskala global,” tuturnya.

Kepala BLUD Jakarta Smart City, Yudhistira Nugraha menambahkan, pada Jakarta Digital Outlook 2022 Seri 2 ini diperoleh banyak masukan berharga terkait apa yang harus dilakukan Jakarta setelah tidak menjadi Ibu Kota dan ingin menjadi kota pusat ekonomi dan bisnis global.

Yudhistira menjelaskan, materi, paparan, dan rekomendasi yang disampaikan dari para narasumber akan menjadi sebuah acuan dan referensi dalam perumusan Jakarta ke depan.

“Dengan besarnya potensi pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia diharapkan dapat memberikan pandangan, analisis dan solusi untuk menjawab berbagai tantangan pengembangan digital ekonomi di Jakarta,” tandasnya. (hop)