Tri Rismaharini

Kastara.ID, Jakarta – Menteri Sosial Tri Rismaharini memarahi Aparatus Sipil Negara (ASN) Balai Rehabilitasi Penyandang Disabilitas Wyata Guna, Bandung, sambil mengancam akan memindahkan ke Papua bagi yang tidak becus bekerja.

Ancaman tersebut mendapat sorotan Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul Jakarta M Jamiluddin Ritonga kepada Kastara.ID, Selasa (13/7) malam.

Menurutnya, aksi marah-marah Risma terhadap bawahannya bukanlah hal baru. Perilaku itu sudah menjadi kebiasaannya sejak menjadi Wali Kota Surabaya.

ASN Kota Surabaya tentu sudah hapal dengan drama marahnya Risma. Bahkan sebagian ASN merasa stres dalam bekerja karena sewaktu-waktu bisa kena semprot.

“Marah yang diiringi ucapan tak pantas itu tentu tidak layak diucapkan seorang menteri. Risma seolah merendahkan Papua. Kesannya Papua itu sebagai tempat buangan bagi orang-orang yang bersalah,” komentar Jamil.

Ditambahkannya, ucapan Risma itu juga dapat dipersepsi merendahkan Papua. Pulau yang kaya dan indah itu seolah-olah hanya cocok untuk ASN yang tidak berprestasi.

“Sikap Risma itu tampaknya tidak menggambarkan wawasan kebangsaan. Sebagai menteri, seharusnya tak keluar ucapan yang tidak memcerminkan wawasan kebangsaan,” jelas mantan Dekan FIKOM IISIP Jakarta ini.

Karena itu, selayaknya Risma ikut tes wawasan kebangsaan oleh lembaga independen. Hal itu diperlukan agar yang dituntut berwawasan kebangsaan bukan hanya para bawahan (ASN), tapi juga pimpinannya,” jelas mantan Dekan FIKOM IISIP Jakarta ini.

Selain itu, Risma juga harus minta maaf kepada warga Papua. “Hal itu perlu dilakukan agar warga Papua tidak tergores dengan ucapan Risma yang sangat tidak terpuji tersebut,” pungkas penulis buku Tipologi Pesan Persuasif ini. (dwi)