AM Hendropriyono

Kastara.ID, Jakarta – Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono menepis tudingan sedang melobi Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa menjadi Panglima TNI. Seperti diketahui, Andika adalah menantu dari Hendropriyono. Atas tudingan tersebut, Hendripriyono membantah dan menyatakan tidak penah melakukan hal itu.

Saat memberikan keterangan, Senin (14/6), pria yang biasa disapa Hendro ini menegaskan, tidak pernah berbicara atau membicarakan tentang peluang Andika menjadi Panglima TNI menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto. Hendro mengatakan, meminta-minta jabatan adalah perbuatan hina. Itulah sebabnya ia memastikan tidak akan mau ‘nyosor’ jabatan, baik untuk dirinya maupun menantunya.

Hendropriyono menjelaskan, perlu melakukan klarifikasi lantaran adanya pemberitaan media yang menyatakan dirinya tengah melobi Jokowi agar Jenderal Andika Perkasa ditunjuk menjadi Panglima TNI menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto yang pada November 2021 akan memasuki masa pensiun.

Hendro juga mempertanyakan kredibilitas tiga orang purnawirawan yang menjadi narasumber media tersebut. Mantan Pangdam Jaya ini menyesalkan mengapa media tidak melakukan cross check, baik kepada Istana atau menanyakan secara langsung ke Jokowi. Terutama terkait pertemuan yang pernah dilakukannya dengan Jokowi. Hendro menyebut, pers yang terpandang dan profesional tidak harus ngarang-ngarang berita.

Selain itu menurut Hendro, jika ingin mencari perhatian publik dan meningkatkan rate, media jangan menyalahgunakan hak kebebasan pers. Terlebih jika dilakukan dengan menyebar hoaks dan memanipulasi hak-hak pers. Hendro menyebut tindakan semacam itu adalah pembunuhan karakter dan membuat seseorang mati perdata.

Hendro mengaku tidak akan menggunakan hak jawab. Mantan Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan itu menyebut hak jawabnya akan ditenggelamkan oleh ingar bingar suara hoaks yang terlebih dahulu sudah menyebar di publik. Itulah sebabnya Hendro menyebut percuma menggunakan hak jawab.

Sebelumnya dikabarkan, pada Jumat (7/6), Hendro bersama istrinya telah menemui Jokowi di Istana Negara, Jakarta. Dalam pertemuan yang direkam oleh akun anggota staf khusus presiden, Diaz Hendropriyono. Dikutip dari Majalah Tempo edisi 12 Juni 2021, tenaga ahli utama Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin mengatakan, pertemuan itu hanya silaturahmi biasa. Terlebih saat itu Hendro tengah merayakan ulang tahun ke-76.

Namun menurut Tempo, tiga purnawirawan yang mengetahui pertemuan itu bercerita, ada lobi yang dilancarkan Hendro agar Andika Perkasa didorong menjadi Panglima TNI. Hendro mengawali lobinya dengan menyampaikan kondisi politik terbaru kepada Jokowi.

Tempo yang mencoba mengonfirmasi kabar tersebut ke Hendro tidak mendapat jawaban. Sedangkan Jenderal Andika Perkasa enggan berbicara soal kabar tersebut. Andika mengaku tidak berwenang berbicara terkait hal itu. Ia juga mengaku tidak pernah berbicara tentang pergantian Panglima TNI dengan mertuanya, Hendropriyono. (ant)