PKB

Kastara.ID, Jakarta – Gejolak di tubuh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tampaknya semakin memanas. Beberapa pihak menilai PKB di bawah pimpinan Muhaimin Iskandar sudah jauh melenceng dari nilai-nilai yang dulu dicita-citakan para pendiri dan deklarator.

Salah satu pihak yang turut bersuara adalah Zannuba Arrifah Chafsoh atau Yenny Wahid. Melalui juru bicaranya Imron Rosyadi Hamid, Yenny menilai PKB di bawah kepemimpinan Muhaimin Iskandar semakin menunjukkan watak oligarki dan nepotisme. Saat memberikan keterangan (14/4), Imron mengatakan, putri mantan Presiden Abdurachman Wahid atau Gus Dur itu mendapat informasi tentang dinamika internal PKB pasca Musyawar Cabang (Muscab) serentak 2021.

Yenny menurut Imron, menilai watak oligarki dan nepotisme yang terjadi di PKB saat ini tidak sehat bagi perkembangan demokrasi. Itulah sebabnya Komisaris PT Garuda Indonesia itu meminta Cak Imin, panggilan Muhaimin Iskandar, segera sadar. Yenny juga meminta Cak Imin dan para elite PKB kembali pada sejarah awal berdirinya partai.

Yenny pun mengingatkan tindakan Cak Imin di masa lalu yang memperlakukan Gus Dur secara tidak layak. Direktur Wahid Institute ini menegaskan perlakuan tersebut akan terus dikenang oleh warga Nahdlatul Ulama (NU). Pasalnya Gus Dur bukan hanya sekadar pendiri PKB tapi juga cucu pendiri NU, Hadratus Syech Hasyim Asy’ari.

Yenny juga meminta para sesepuh PKB segera turun tangan. Jika dibiarkan, Yenny khawatir para sesepuh akan dianggap melindungi dan menyetujui tindakan Cak Imin. Termasuk sejarah kelam yang dilakukannya kepada Gus Dur. Dampaknya menurut Yenny akan memunculkan penilaian negatif dari akan rumput.

Seperti diberitakan, internal PKB kini tengah bergejolak. Sebanyak 113 Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dan 10 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) mendesak dilaksanakan Musyawarah Luar Biasa (MLB). Mantan Ketua DPC PKB Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel), Andi Mappanturu mengatakan, desakan MLB dilakukan karena adanya indikasi pelanggaran Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang dilakukan Cak Imin.

Saat memberikan keterangan (12/4), Andi menuturkan, salah satu bentuk kedzaliman Cak imin adalah mengubah secara seenaknya AD/ART hasil Muktamar di Bali (20 Agustus 2019). Akibatnya iklim demokrasi yang dulu pernah dibangun oleh Gus Dur kini sirna.

Andi menambahkan demokrasi di PKB sesuai keinginan Gus Dur mulai luntur. Tidak ada proses pengkaderan dan pemilihan ketua berdasarkan aspirasi bawah. Semuanya ditentukan DPP. Hal inilah yang membuat banyak kader menginginkan MLB.

Andi menyebut PKB harus segera diselamatkan agar tidak semakin rusak di bawah pimpinan Cak Imin. Andi menyatakan, sudah ada komunikasi dengan petinggi PKB di tingkat pusat untuk menggelar MLB. (ant)