Kastara.ID, Depok – Memasuki usia emas harus benar-benar dapat memanfaatkan semaksimal mungkin, karena jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas – SMA biasanya itu lebih sulit, susah dari pelajaran universitas, apalagi pendidikan militer.

Hal itu diungkapkan Panglima Jaya Mayor Jenderal TNI Untung Budiharto ketika meresmikan Sekolah Toleransi di Depok, Rabu (20/4).

Pangdam Jaya menambahkan, dari pengamatan para ahli politik dan geostrategi negara itu bisa hidup dan bisa mati dalam kurun waktu tertentu.

“Kita punya pengalaman sejarah begitupun jayanya Majapahit dan Sriwijaya, mereka juga hancur seperti juga Romawi. Sehingga hal ini menjadi kewajiban sebagai generasi penerus, generasi emas 2045 Indonesia kalian akan mengawasi dan menjadi tanggung jawab kalian,” tegasnya.

“Kita harus berkomit menjaga republik ini dengan bertoleransi dengan cara seperti hari ini untuk bersama-sama membangun kebersamaam dan bertoleransi,” imbuhnya.

Apa itu toleran? Mayjen TNI Untung menjawab, toleransi adalah saling menyadari posisi masing-masing saling mengerti di mana manusia yang hiterogen karena perbedaan juga dunnatullah kita terbentuk dari berbagai suku bangsa yang berbeda.

Perbedaan kita mulai dari suku bangsa, warna kulit, rambut dan watak dan karakter berbeda suku berbeda.

Saat ini sudah tidak relevan lagi nama suku, karena toleransi dasarnya saling menghargai saling menghormati dengan kawan, dan rasa itu kita bangun mulai dari SMA 1 di mana mulai toleransi ini menjadi budaya kita sekalian.

Dirinya tidak ingin lagi mendengar tawuran karena itu contoh-contoh orang-orang yang tidak toleran.

Pangdam Jaya meminta kepada generasi saat ini tidak mudah terprovokasi berita-berita hoaks, negara ini tidak akan aman jika kita terpengaruh dengan hal tersebut.

Dikatakan, keberadaan Kodam Jaya adalah sebagai pengaman ibukota, presiden dan keselamatan. Setiap aktivitas presiden, amankah fasilitas penting yang digunakan oleh masyarakat umum publik, obyek strategi militer, maupun lainnya.
Kodam juga menanggulangi bencana yang ditimbulkan oleh alam, Covid-19, dan lain lain.

Kodam Jaya mempunyai tugas untuk menangkal radikalisme untuk tidak berkembang di wilayah Kodam Jaya. “Intoleransi dan radikalisme seperti Depok, Bekasi, dan Tanggerang, radikalisme selalu dibawa narasi agama yang ini yang perlu diperhatikan oleh generasi penerus.”paparnya.

Di tempat yang sama Sekda Depok Supian Suri  mengatakan, pendidikan toleransi adalah penguatan proses integrasi sosial di masyarakat dalam upaya berkontribusi bagi masyarakat dan bangsa serta negara.

“Ini adalah peristiwa bersejarah yang perlu dicatat, karena kegiatan ini untuk kali pertama pernyataan komitmen bersama pemerintah dan masyarakat untuk memperkokoh NKRI melalui toleransi,” ujar Supian Suri.

Yang kedua inisiatif ini untuk menumbuhkembangkan jati diri para siswa dan siswi kita.

Yang ketiga sebagai penguatan pendidikan dasar negara yaitu Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.

Supian Suri juga mengatakan, tanggal 27 April 2022 Kota Depok genap berusia 23 tahun. “Mohon doa semoga Kota Depok bisa terus seperti ini menjaga persatuan dan kesatuan sebagaimana disampaikan oleh yang pertama sebagai dari kota untuk kemajuan pembanguan bangsa,” ucap Supian.

Supian menambahkan, untuk mensukseskan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi dalam kegiatan ini mudah-mudahan kegiatan yang hari ini peluncuran Sekolah Toleransi dapat terus berkesinambungan sehingga menjadi cita-cita bersama dalam mengamalkan Pancasila dan nilai-nilai Pancasila. (*)