Tas Bansos Kemensos

Kastara.ID, Jakarta – Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP PDI Perjuangan (PDIP) Bambang Wuryanto tidak terima partainya dituduh terlibat dalam korupsi bantuan sosial (Bansos) Covid-19. Bambang Wuryanto atau biasa disapa Pacul ini menantang pihak-pihak yang melontarkan tuduhan membuktikan PDIP mendapatkan aliran dana dari korupsi yang melibatkan mantan Menteri Sosial Juliari Peter Batubara.

Saat memberikan keterangan kemarin (20/12), Bambang memastikan PDIP tidak terlibat apalagi mendapatkan aliran dana dari kasus tersebut. Meskipun Juliari diketahui adalah kader partai berlogo banteng moncong putih itu.

Sebelummya Majalah Tempo memberitakan sejumlah pejabat dan calon kepala daerah yang diusung PDIP diduga terlibat dalam kasus korupsi bansos. Meski baru terbit pada Senin (21/12), namun pemberitahuannya sudah muncul di akun twitter @temponewsroom pada Ahad (20/12). Dalam unggahan tersebut terlihat Majalah Tempo menampilkan headline “Korupsi Bansos Kubu Banteng.”

Disebutkan dana korupsi bansos diterima oleh seorang ketua komisi di DPR dan pejabat di Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Juliari juga disebut membentuk tim khusus guna memilih vendor atau perusahaan penyedia paket bahan pokok, penyedia goodie bag. Tim khusus juga akan menunjuk perusahaan jasa pengiriman bantuan sampai ke kelompok penerima manfaat. Setidaknya terdapat enam perusahaan yang diduga menerima proyek dengan anggaran rata-rata senilai Rp 300 miliar.

Salah satu perusahaan itu adalah PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex yang mendapat proyek pembuatan tas kain untuk penyaluran bansos. Padahal, semula proyek ini dijanjikan bakal diberikan kepada perusahaan kecil dan menengah. Penunjukan PT Sritex disebutkan atas rekomendasi putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) Gibran Rakabuming Raka.

Namun PT Sritex langsung membantah kabar tersebut. Corporate Communication PT Sritex, Joy Citradewi mengatakan, pihaknya tak pernah berinisiatif apalagi meminta proyek pembuatan tas kain penyaluran bansos Covid-19. Saat memberikan keterangan (20/12), Joy mengatakan tawaran justru datang dari Kementerian Sosial (Kemensos).

Penawaran datang saat Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemensos, Hartono Laras mengunjungi pabrik Sritex di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, pertengahan Juli 2020 lalu. Hartono menyebut Kemensos menggandeng PT Sritex untuk membuat 1,9 juta tas kain.

Namun, Joy enggan membeberkan berapa harga dan jumlah tas yang dipesan Kemensos. Dia juga mengaku tak pernah berkomunikasi dengan Gibran terkait proyek pembuatan tas kain bansos. (ant)