KM Kelud

Kastara.ID, Jakarta – Sejumlah langkah penting diambil PT Pelayaran Nasional Indonesia atau PT Pelni (Persero) dalam upaya melakukan efisiensi biaya operasional. Langkah efisiensi semakin penting untuk dilakukan sejak pandemi Covid-19 karena berdampak terhadap bisnis Perusahaan.

Sejak Covid-19 merebak di Indonesia pertengahan Maret lalu, sejumlah pemerintah daerah mengambil langkah pencegahan dengan menutup akses pelabuhan bagi aktivitas kapal penumpang, termasuk kapal penumpang Pelni. Direktur Armada PT Pelni, Tukul M Harsono mengatakan, berdasarkan catatan yang dimilikinya, tak kurang dari 50 pelabuhan yang menutup aktivitasnya.

“Penutupan pelabuhan ini tentu dapat kami maklumi sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19. Tetapi bagi Perusahaan, terdapat efek operasional dan finansial yang menuntut penyesuaian cepat dan mengambil langkah strategis. Salah satu yang kami jalankan adalah penyesuaian operasional dari sisi armada kapal yang mengambil porsi terbesar dari biaya perkapalan Perusahaan,” tutur Tukul, Kamis (23/7).

Tukul menggambarkan, komponen biaya terbesar untuk pengoperasian kapal berasal dari belanja bahan bakar minyak (BBM) yang mencapai lebih dari 50 persen. Saat ini armada kapal Pelni mendapatkan suplai BBM dari PT Pertamina (Persero).

“Dalam rangka efisiensi pemakaian BBM kami sudah melakukan lompatan dalam hal pengawasan dan pengendalian konsumsi BBM dengan pengembangan IT, khususnya untuk kapal-kapal penumpang yang mengambil porsi konsumsi terbesar. Bila 10 tahun lalu kami mengoperasikan 26 kapal dengan jarak tempuh mencapai 114.012 mil dengan pemakaian 13.535.000 liter per-voyage, artinya rata-rata pemakaian sebesar 118 liter/mil. Saat ini pemakaiannya 8.950.000 liter per voyage dengan jarak tempuh 105.220 mil. Artinya pemakaian rata-rata 85 Liter/mil sehingga terdapat penurunan rata-rata sebesar 27 persen. Jadi bisa dihitung besaran efisiensi yang dapat kami lakukan,” ujar Tukul.

Meski membeli BBM dengan harga subsidi sesuai Perpres 191/2014, Tukul menegaskan bahwa upaya efisiensi akan terus dilakukan dengan memanfaatkan teknologi yang terus diperbarui dan tetap mengedepankan standar keamanan pelayaran internasional.

Inovasi VWA
Upaya efisiensi di sisi armada, PT Pelni melakukan sejumlah inovasi yang berbasis perangkat lunak (software) maupun keras (hardware). Untuk memastikan konsumsi BBM yang ekonomis, Tukul menjelaskan, PT Pelni telah memasang perangkat Vessel Web Analyzer di setiap kapal penumpang.

Vessel Web Analyzer atau VWA merupakan perangkat software yang dapat memantau konsumsi BBM secara real-time. Tukul menyebutkan penggunaan teknologi VWA sangat memudahkan pemantauan konsumsi BBM karena dapat di akses melalui smartphone dengan penyajian data yang diperbarui setiap menit.

“Pelni sudah menggunakan teknologi VWA sejak 2017 dan akhir 2019 kemarin sudah digunakan di seluruh kapal penumpang Pelni,” tegas Tukul.

Dengan VWA, ditambah dengan sinergi antar BUMN bersama PT Sucifindo, dalam rangka pengawasan BBM independent pada saat supply/bunker, Tukul yakin optimalisasi konsumsi BBM di kapal-kapal milik PT Pelni dapat mendukung upaya efisiensi Perusahaan.

Inovasi Pemasangan Energoprofin
Tidak hanya itu, PT Pelni juga menggunakan terobosan energoprofin, perangkat keras buatan eropa yang dipasang untuk mendukung kinerja baling-baling induk. “Energo profin ini berbentuk baling-baling yang lebih kecil, ditempatkan di belakang baling-baling induk. Dengan bantuan energo profin, baling-baling induk dapat menghasilkan dorongan yang lebih optimal,” kata Tukul.

Tukul menegaskan, dari penggunaan energo profin ini kita bisa melakukan efisiensi BBM dikisaran 3 sampai 5 persen. “Bila dikonversi dalam rupiah, untuk satu kapal penumpang type penumpang 2.000 dalam sebulan kami bisa menghemat Rp 200 juta atau Rp 2,5 miliar per tahun. Bisa dihitung penghematan untuk 26 kapal dalam setahun,” papar Tukul.

Untuk inovasi ini, PT Pelni menginvestasikan Rp 1,4 miliar untuk kebutuhan dua propeller energo profin di satu kapal. Investasi tersebut dianggap sepadan dengan besaran biaya yang dapat dihemat Perusahaan hanya dalam kurun waktu 6,6 bulan setelah pemasangan telah mencapai BEP (Break Even Point). Pada awal tahun 2020, PT Pelni sudah memasang energo profin di dua kapal penumpang, dan akan menyusul empat kapal lagi di tahun 2020 ini. (mar)