Kastara.id, Jakarta – Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, peluncuran elektronik warung (e-warung) di 11 kota merupakan bagian dari proses penyampaian bantuan sosial nontunai yang integrative holistic dengan PKH dan beras sejahtera.

“Misalnya, di Surabaya sudah terintegrasi dengan pupuk bersubsidi dan LPG 3 kg, begitu juga di Sidoarjo terintegrasi dengan LPG 3 kg,” ujar Mensos Khofifah, Senin (22/8).

Setelah peluncuran, kata Khofifah, di daerah-daerah memang terjadi proses pengintegrasian bansos dari berbagai kementerian/lembaga, sehingga bisa menyatu dan manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat.

“Dengan 11 peluncuran e-warung di berbagai kota yang diintegrasikan bansos dari berbagai kementerian/lembaga, sehingga bisa menyatu dan manfaatnya benar-benar bisa dirasakan masyarakat,” katanya.

Penerima Conditional Cash Transfer (CCT) atau Program Keluarga Harapan akan menggunakan satu kartu dan multifungsi dengan payung Himpunan Bank Negara (Himbara) dan di Sumatera Selatan menggunakan kartu BRI.

“Penerima bansos bisa mencairkan PKH dalam bentuk uang tunai di ATM BRI, BNI, Mandiri, serta BTN, karena keempat bank tersebut sudah terkoneksi sistemnya,” ujarnya.

Bansos nontunai melalui e-warung, memutus mata rantai distribusi produk yang cukup panjang dan efisiensi, sehingga harga bisa lebih murah dibandingkan dengan di luar. “Dengan bansos nontunai melalui e-warung bisa terwujud ketepatan sasaran, ketepatan jumlah, ketepatan waktu, serta ketepatan akses,” katanya.

Jumlah Rumah Tagga Sasaran Penerima Manfaat (RTSPM) di Palembang memerlukan 73 e-warung. Tapi menurutnya, Walikota akan membantu menyiapkan satu e-warung di setiap kelurahan dengan nama e-warung gotong royong.

Kementerian Sosial memiliki target 612 ribu penerima PKH menerima secara nontunai dari 3,5 juta. Dengan bantuan Himbara dan empat bank BUMN bisa berjalan lancar. “Target kami bisa melayanai 612 ribu penerima PKH secara nontunai dari 3,5 juta dengan bantuan dari Himbara dan empat BUMN tersebut,” ujarnya.

Produk yang dijual di e-warung, hanya produk-prouk yang bermutu dan berkualitas, seperti beras, gula, minyak goreng, terigu, dan sekarang ditambah dengan telur. “Di setiap e-warung sudah dilengkapi sistem dan hanya menyediakan produk seperti beras, minyak goreng, gula, terigu dan ditambah telur. Jadi, kalau ada yang coba-coba membeli rokok dijamin tidak bisa karena sistem sudah di-lock,” katanya.

Untuk ketersediaan produk-produk tersebut di e-warung, ditentukan dari distribusi dan suplai Perum Bulog dari bentuk karungan, kemudian dikemas lagi ke dalam bentuk yang kecil-kecil.

“Pengemasan kembali (repacking) dari karungan menjadi ukuran kecil-kecil di e-warung menjadikan ada income tambahan bagi warga sekitar,” ujarnya. (nad)