Rupiah

Kastara.id, Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan pelemahan nilai tukar Rupiah yang terjadi dalam beberapa hari terakhir lebih disebabkan oleh faktor eksternal.

Nilai tukar rupiah tertekan mulai akhir September lalu, melemah dari kisaran Rp 13.300 per dolar Amerika Serikat (AS) menjadi Rp 13.500-an. Bahkan, nilai tukar rupiah sempat menembus kisaran Rp 13.600.

“Selama ini, pelemahan nilai tukar rupiah lebih banyak disebabkan oleh faktor eksternal. Adapun mulai akhir September lalu, pergerakan nilai tukar rupiah terjadi lantaran adanya arus keluar modal asing dari pasar keuangan guna mengantisipasi pemilihan Gubernur baru bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed),” kata Agus dalam keterangannya di Jakarta (23/11).

Agus menilai volatilitas nilai tukar rupiah terjaga dan terlihat bahwa peluang nilai tukar rupiah lebih stabil ke depan karena depresiasinya sepanjang tahun (year to date) kurang dari 0,5%.

“Kondisi kita secara umum baik dan meyakini sampai akhir tahun tetap terjaga karena sudah ada kepastian bahwa (Donald) Trump menunjuk (Jerome Hayden) Powell jadi Chairman The Fed,” katanya.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan volatilitas nilai tukar rupiah sudah kembali normal pada November ini. “Saat Oktober, volatilitas (rupiah) naik, misalnya ke 8%. Sekarang sudah back to normal lagi. Sudah di 2-3%” kata dia.

Menurut dia, tekanan mereda lantaran pelaku pasar memprediksi, di bawah kepemimpinan Powell, kenaikan bunga dana AS bakal terukur.

“Suku bunga AS tetap naik, tapi naik yang terukur. Maka pasar kembali tenang,” kata Mirza. (mar)