Ambassador Talks PKS

Kastara.id, Jakarta – Pemerintah Amerika Serikat tetap harus memberi penjelasan apa dan kenapa Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo tidak boleh masuk ke Negara Paman Sam untuk menghadiri acara yang digelar oleh Panglima AS. Padahal Panglima Gatot Nurmantyo itu diundang oleh Panglima AS.

“Meski pemerintah AS melalui duta besarnya sudah minta maaf tapi penjelasan kenapa Panglima tidak boleh masuk ke AS tetap harus disampaikan. Penjelasan inilah yang sanpai sekarang kita tunggu-tunggu,” kata Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini kepada wartawan seusai membuka diskusi ‘Ambasador Talks’ atau bincang-bincang dengan para duta besar negara sahabat di ruang FPKS lantai III, Gedung Parlemen, Rabu (25/10).

Diskusi bersama para duta besar ini sendiri baru pertama kali digelar di DPR. Diskusi yang mengambil tema Gerakan Kemanusiaan, Terorisme, dan Implikasinya Terhadap Politik Global ini menghadirkan Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi, Anggota Komisi I DPR Sukamta, Duta Besar Rusia H.E. Mikhail Yurievich Galuzin, dan Perwakilan Duta Besar Uni Eropa Mr. Rafael de Bustamante Tello (Head of Political, Press and Information Section EU Delegation to RI).

Ketua Fraksi PKS, Jazuli Juwaini mengatakan bahwa Fraksi PKS berkomitmen untuk selalu menjadi yang terdepan dalam pelaksanaan fungsi-fungsi dewan termasuk salah satu fungsinya adalah diplomasi parlemen.

“Apa yang kita lakukan hari ini adalah dalam rangka melaksanakan fungsi diplomasi parlemen sehingga kami di DPR turut berkontribusi dan mendukung Pemerintah dalam melaksanakan tujuan nasional kita yaitu mewujudkan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial,” terangnya.

Di samping itu, lanjut Anggota Komisi I ini, Fraksi PKS ingin mendapatkan berbagai perspektif dari negara-negara di dunia tentang masa depan dunia yang lebih baik, lebih damai, adil, dan sejahtera bagi umat manusia di bumi ini.

“Melalui forum ini juga, Fraksi PKS ingin menunjukkan bahwa fraksi atau partai kami terbuka untuk bekerja sama dengan negara-negara di dunia dalam rangka mewujudkan masa depan dunia yang lebih baik,” katanya.

Menurut Jazuli, acara ini bukanlah kegiatan yang pertama atau satu-satunya dalam konteks diplomasi, karena sebelumnya (belum lama ini) Fraksi PKS juga telah melaksanakan Seminar Internasional tentang geopolitik di kawasan Asia Pasifik.

“Fraksi PKS juga mengagendakan kunjungan kerja resmi fraksi ke negara-negara sahabat untuk bertemu mitra di parlemen, baik fraksi partai pemerintah maupun fraksi partai oposisi. Setidaknya telah enam negara yang kami kunjungi yaitu Inggris, Amerika Serikat, Rusia, Australia, Kanada, dan Jerman,” terang Jazuli.

Fraksi PKS sendiri rencananya akan menyelenggarakan acara “Ambassadors Talks” ini secara reguler untuk merespon dinamika global yang terus berubah atau berkembang, agar persepektif global fraksi khususnya para anggota parlemen juga terus terupdate.

Tema “Gerakan Kemanusiaan, Terorisme, dan Implikasinya Terhadap Politik Global” dilatarbelakangi banyaknya konflik yang terjadi di berbagai negara di dunia yang disebabkan oleh aksi terorisme atau kelompok radikal. Hal ini mendorong sejumlah negara untuk melakukan gerakan kemanusiaan dalam upaya counter terorism dan membantu korban di negara-negara yang mengalami konflik, agar hak dasar dari para korban dapat terlindungi.

“Diskusi ini juga bertujuan sebagai forum untuk sharing dan komunikasi agar gerakan kemanusiaan yang dilakukan oleh sejumlah negara lebih efektif ke depannya. Dan bagaimana peran negara dalam mengkoordinasikan gerakan kemanusiaan di level internal yang melibatkan sejumlah organisasi sosial di negara tersebut berjalan efektif,” terang Jazuli.

Terakhir, Jazuli berharap dari diskusi kali ini dapat dirumuskan perspektif yang konstruktif bagaimana mendudukkan gerakan kemanusiaan di daerah konflik sebagai variabel penting dalam peta perpolitikan global. (arya)