Iran

Kastara.ID, Jakarta – Sejumlah 143 pedemo aksi unjuk rasa kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Iran yang meletus sejak pertengahan November 2019 dilaporkan tewas.

Kepala Penelitian dan Advokasi Amnesty International untuk Timur Tengah Philip Luther mengkonfirmasi jumlah tersebut.

Lebih lanjut, Luther mengatakan, kematian peserta unjuk rasa tersebut hampir seluruhnya diakibatkan oleh penggunaan senjata api. Satu orang dilaporkan meninggal dunia setelah menghirup gas air mata, sementara beberapa lainnya tewas karena dipukuli.

Luther juga mengatakan, sebuah video yang telah diverifikasi memperlihatkan pasukan keamanan dengan sengaja menembaki para demonstran yang tidak bersenjata dari jarak dekat. Dalam beberapa kasus, para pedemo ditembak saat hendak melarikan diri.

Dengan korban yang telah mencapai ratusan jiwa ini, Amnesty menyerukan pada masyarakat internasional untuk bersama-sama mengutuk tindakan represif dalam mengatasi aksi demonstrasi yang berujung pertumpahan darah.

Aksi unjuk rasa menyebar di sejumlah wilayah di Iran setelah pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM. Beberapa pihak mengatakan, aksi tersebut ditunggangi sekelompok orang yang mencoba merusak depot BBM dan membakarnya.

Sementara Presiden Iran Hassan Rouhani mengklaim, pendapatan tambahan dari kenaikan harga BBM tak akan masuk ke kantong negara. Kelebihan tersebut akan diberikan kepada 75 persen warga Iran yang tengah berada dalam tekanan finansial. (sud)